Editorial,Teror terhadap jurnalis Tempo dengan pengiriman paket berisi kepala babi dan bangkai tikus adalah tindakan pengecut yang mengancam kebebasan pers dan demokrasi. Kami mengutuk keras segala bentuk intimidasi terhadap jurnalis yang tengah menjalankan tugasnya. Kekerasan dan ancaman semacam ini bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga terhadap prinsip kebebasan pers yang menjadi fondasi utama negara demokratis.
Dalam sistem demokrasi, kebebasan pers adalah elemen yang tak terpisahkan. Media memiliki peran penting sebagai pengawas kekuasaan, menyampaikan informasi yang benar kepada publik, dan menjadi jembatan antara rakyat dan pemerintah. Tanpa pers yang bebas, masyarakat kehilangan hak untuk mengetahui kebenaran dan mengawasi jalannya pemerintahan.
Sejak sebelum kemerdekaan, pers di Indonesia telah berperan sebagai alat perjuangan melawan penjajahan dan ketidakadilan. Media seperti Harian Pemandangan, Medan Priyayi, dan Soeara Merdeka menjadi corong rakyat dalam menyuarakan kemerdekaan dan keadilan sosial. Pasca-kemerdekaan, pers tetap menjadi pilar keempat demokrasi, menjaga keseimbangan kekuasaan dan memastikan transparansi dalam pengelolaan negara.
Upaya membungkam pers dengan teror dan intimidasi adalah ancaman serius bagi demokrasi. Jika jurnalis takut mengungkap fakta karena ancaman kekerasan, maka kebenaran akan terkubur, dan ruang publik akan diisi oleh propaganda serta manipulasi informasi. Sejarah telah menunjukkan bahwa negara-negara dengan pers yang dikekang cenderung jatuh ke dalam otoritarianisme, di mana korupsi merajalela dan hak-hak rakyat dikebiri.
Negara memiliki kewajiban untuk melindungi jurnalis dan memastikan mereka dapat bekerja tanpa rasa takut. Penegak hukum harus mengusut tuntas kasus teror terhadap jurnalis Tempo dan membawa pelakunya ke pengadilan. Tidak boleh ada impunitas bagi pelaku intimidasi terhadap pers. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait harus memperkuat regulasi perlindungan jurnalis, termasuk perlindungan dari ancaman fisik, digital, maupun hukum yang sering digunakan untuk membungkam kritik.
Kami menyerukan kepada semua pihak untuk berdiri bersama jurnalis Tempo dan semua pekerja media yang berjuang untuk mengungkap kebenaran. Tanpa pers yang merdeka, demokrasi akan lumpuh. Karena itu, membela kebebasan pers berarti membela hak setiap warga negara untuk mendapatkan informasi yang benar dan transparan.
Kami bersama jurnalis Tempo!
(Penulis adalah pemimpin redaksi medi jurnal investigasi)