Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Proyek Jalan atau Kuburan? Kontraktor Kabur, Jalan Atubul Hancur!

MALUKU - JURNALINVESTIGASI
10 Februari 2025
Last Updated 2025-02-10T08:35:40Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates


Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - CV. Azaria Papua Consultant (APC) memberikan teguran keras kepada kontraktor CV. Samy Abadi yang dikelola oleh Samy Mou namun dikerjakan oleh Alan menantu Agus Thiodorus. Proyek Penanganan Ruas Jalan Sp. Trans Yamdena - Atubul Da mengalami ketidaksesuaian dalam pelaksanaan, yang berpotensi mempengaruhi kualitas infrastruktur.


Proyek peningkatan Jalan Atubul Da dengan lapisan hotmix menelan anggaran sebesar Rp5.084.736.086,94. Proyek ini mencakup pengerjaan sepanjang 1,2 kilometer dan didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun, sangat disayangkan, dalam pelaksanaannya ditemukan sejumlah kejanggalan yang diduga tidak sesuai dengan prosedur dan mekanisme kerja yang semestinya.


Salah satu indikasi penyimpangan terlihat dari proses pengaspalan yang tetap dilaksanakan meskipun dalam kondisi hujan. Selain itu, suhu material aspal hotmix yang digunakan diduga tidak memenuhi standar teknis. Berdasarkan prosedur yang ideal, suhu aspal saat dimasukkan ke dalam alat penghampar seharusnya berkisar antara 130–150°C. Selanjutnya, pada tahap pemadatan awal, suhu aspal seharusnya tetap berada dalam rentang 125–145°C, sementara saat proses pemadatan menggunakan roda karet, suhu idealnya berkisar antara 100–125°C. Namun, dalam proyek ini, diperkirakan suhu aspal hanya sekitar 120°C saat dimasukkan ke dalam alat penghampar, yang berpotensi memengaruhi kualitas hasil akhir jalan.


Pekerjaan hotmix yang tetap dipaksakan saat hujan tentu menimbulkan konsekuensi serius terhadap daya rekat aspal. Akibatnya, kualitas jalan yang dihasilkan dikhawatirkan tidak akan bertahan lama dan hanya memberikan kepuasan sementara bagi masyarakat Atubul Da dan Atubul Dol. Selain itu, tidak adanya kejelasan terkait hasil Trial Mix uji coba campuran aspal sebelum diaplikasikan menambah tanda tanya besar terhadap kualitas proyek ini.


Jika masalah ini tidak segera ditindaklanjuti, bukan tidak mungkin jalan yang baru dibangun akan mengalami kerusakan dalam waktu singkat, sehingga berujung pada pemborosan anggaran negara serta merugikan masyarakat yang seharusnya mendapatkan infrastruktur berkualitas.


Surat tersebut bernomor 16/S.TEGURAN/APC/X/2024, yang diterbitkan oleh Direktur CV. Azaria Papua Consultant. Azaria Pasalmunizma, ST, menegaskan bahwa penyedia jasa gagal memenuhi tahapan pekerjaan yang telah disepakati, sehingga berpotensi mempengaruhi kualitas infrastruktur yang sedang dibangun.


Samy Mou kepada Jurnalinvestigasi.com mengatakan, Benar CV.Samy Abadi itu milik saya namun dipakai oleh Alan menantunya Agus Thiodorus. “Dimana-mana itu kan orang punya perusahan yang kerja, tetapi saya memberikan kuasa secara Notaris kepada Saudara Alan,”akui Samy.



Teguran ini bukan kali pertama diberikan. Sebelumnya, surat teguran dengan nomor 15/S.TEGURAN/APC/X/2024 telah dikeluarkan pada 24 Oktober 2024, menindaklanjuti hasil pemantauan langsung oleh Tim Supervisi di lokasi proyek. Selain itu, teguran ini juga berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat bersama antara Owner (PPK, PPTK, Direksi), Kejaksaan Negeri Saumlaki, Konsultan Supervisi, dan Penyedia Jasa untuk memastikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan volume kontrak. 


Ketidaksesuaian Pekerjaan yang Ditemukan di Lokasi


Berdasarkan hasil pengawasan di lapangan, ditemukan bahwa CV. Samy Abadi tidak menjalankan tahapan pekerjaan sesuai standar dan kesepakatan. Beberapa poin utama yang diabaikan oleh kontraktor antara lain:


Pembersihan badan jalan sebelum pengerjaan lapis resap pengikat (prime coat) tidak dilakukan dengan maksimal. Padahal, tahap ini sangat krusial untuk memastikan daya rekat yang optimal antara permukaan jalan dan lapisan aspal berikutnya. Adanya sisa material dan debu dapat menyebabkan kegagalan struktural di kemudian hari.


Prime coat (lapis resap pengikat) tidak sesuai standar waktu. Sesuai spesifikasi teknis, setelah prime coat diaplikasikan, harus dibiarkan minimal 1x24 jam sebelum dilanjutkan dengan pengaspalan Laston Lapis Aus (AC-WC). Namun, CV. Samy Abady diduga melakukan percepatan tanpa mengikuti prosedur yang benar, yang berisiko menyebabkan daya rekat antar lapisan aspal menjadi lemah.


Trial mix Laston Lapis Aus (AC-WC) sebanyak 50 ton tidak dilakukan sesuai prosedur. Tahapan ini merupakan uji coba penting sebelum pengaspalan utama dilakukan. Setelah hasil ekstraksi masuk, pengaspalan baru bisa dilanjutkan sesuai volume kontrak dan spesifikasi teknis. Namun, penyedia jasa tidak menjalankan tahap ini dengan benar, sehingga kualitas aspal yang digunakan berpotensi tidak memenuhi standar yang ditetapkan.



Kesalahan-kesalahan ini menunjukkan kelalaian serius dari pihak kontraktor, yang berpotensi mengancam kualitas jalan dan ketahanannya dalam jangka panjang. Jika tidak segera diperbaiki, kondisi ini bisa berdampak pada umur pakai infrastruktur yang lebih pendek, serta meningkatkan risiko kerusakan dini yang akhirnya merugikan masyarakat sebagai pengguna jalan. 


Tindakan Tegas: Pekerjaan Dihentikan Sementara


Sebagai konsekuensi atas ketidakpatuhan ini, CV. Azaria Papua Consultant memerintahkan penghentian sementara seluruh aktivitas proyek hingga perbaikan dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Penyedia jasa diwajibkan segera:


Melakukan perbaikan terhadap semua ketidaksesuaian yang ditemukan di lokasi proyek, Berkoordinasi dengan Owner untuk memastikan semua prosedur teknis terpenuhi sebelum pekerjaan dilanjutkan, Mengikuti spesifikasi teknis dan standar kualitas yang telah disepakati dalam kontrak kerja. 


Langkah ini diambil sebagai tindakan preventif untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai standar, menghindari potensi kerusakan dini, serta menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat pengguna jalan.


CV. Azaria Papua Consultant menegaskan bahwa tidak akan ada toleransi bagi kontraktor yang lalai dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam proyek infrastruktur yang berdampak langsung pada kepentingan publik. 


Saat dikonfirmasi, penanggung jawab konsultan, Jek Watunglawar, menyatakan bahwa proyek ini "tidak ada masalah", meskipun sebelumnya telah mengeluarkan teguran.


"Memang ada Surat Teguran dari kami, tetapi sudah dibenahi oleh penyedia," ujarnya. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci bagian mana yang telah diperbaiki dan bukti perbaikannya.


Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pengawas lapangan sebenarnya telah memberikan peringatan, tetapi tidak diindahkan oleh kontraktor.


"Kami sebagai masyarakat berharap agar jalan ini berumur panjang, tapi ini dikerjakan tidak profesional. Kami akan melaporkan ke pihak terkait," ujarnya.


Proyek yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) ini sangat penting bagi warga Atubul Da dan Atubul Dol, karena merupakan jalur utama yang menghubungkan kedua desa. Jika pekerjaan tidak dilakukan dengan benar, jalan ini bisa cepat rusak, terutama karena wilayahnya rawan genangan air di musim hujan.


Masyarakat berharap Pemerintah Daerah segera turun tangan untuk mengevaluasi proyek ini dan menindak tegas para pihak yang bertanggung jawab dalam pekerjaan ini. (*)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl