Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com – Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Kabupaten Kepulauan Tanimbar (BPC HIPMI KKT) menyampaikan kecaman terhadap PT Inpex Ltd yang dinilai tidak transparan dalam progres pekerjaannya. Perusahaan asal Jepang ini telah melakukan eksplorasi selama puluhan tahun, namun hingga kini belum memulai produksi.
Kecaman tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris HIPMI KKT, Felix Samponu, yang menyoroti dua poin utama yang perlu diperjelas oleh pihak Inpex: kepastian waktu beroperasi dan transparansi kuota tenaga kerja lokal yang akan direkrut.
"Kami sebagai penggerak ekosistem usaha masyarakat Tanimbar hanya menginginkan keterbukaan dari pihak Inpex mengenai kapan mereka akan beroperasi. Ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Tanimbar dan perekonomian lokal," tegas Felix.
Terkait tenaga kerja lokal, Felix menegaskan bahwa Inpex harus memberikan kejelasan kepada masyarakat mengenai jumlah tenaga kerja yang akan diakomodasi. Menurutnya, janji tanpa realisasi hanya akan membuat masyarakat pribumi yang berpotensi terpinggirkan dan menjadi penonton di tanah sendiri.
Lebih lanjut, HIPMI KKT mendukung langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang telah mengeluarkan SP.1 untuk mengevaluasi kinerja Inpex. Mereka menilai tindakan ini penting mengingat perusahaan tersebut tampak tidak memiliki komitmen yang jelas terhadap operasionalnya di Tanimbar.
HIPMI KKT dan masyarakat Tanimbar berharap dalam waktu dekat, pihak Inpex akan memberikan tanggapan resmi atas tuntutan yang diajukan. Transparansi dan kepastian operasional menjadi aspek krusial yang diharapkan dapat segera terjawab oleh perusahaan tersebut. (NFB)