Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Bripka Stanislaus M.L. Kuway, anggota Brimob Kompi 3 C Pelopor Polda Maluku, membuktikan bahwa semangat kerja keras dan dedikasi dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Di tengah kesibukannya sebagai anggota kepolisian, ia tetap meluangkan waktu untuk membantu usaha istrinya sebagai kurir barang online. Baginya, tidak ada pekerjaan yang harus dianggap rendah selama pekerjaan itu mulia dan halal.
Saat ditemui oleh tim media di kawasan Kompleks Kampung Babar, Kelurahan Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Jumat (14/2/2025), Bripka Stanislaus menekankan pentingnya mensyukuri setiap rezeki yang diberikan Tuhan.
“Harapan saya, anak-anak muda dan juga sesama anggota Polri, jangan malu melakukan pekerjaan apa pun yang mulia dan halal. Syukuri berkat dan nikmat yang sudah diberikan Tuhan,”ujarnya.
Dedikasi di Luar Tugas Kepolisian
Sejak tahun 2018, Bripka Stanislaus secara rutin mengisi waktu luangnya setelah berdinas dengan membantu istrinya mengantarkan barang pesanan pelanggan. Bukan karena gaji yang kurang, tetapi karena dorongan kuat dari pengalaman hidup yang mengajarkan pentingnya bekerja keras dan menghargai setiap kesempatan.
“Daripada pulang kantor hanya duduk-duduk, lebih baik saya jadi kurir. Saya sudah hafal seluk-beluk jalan dan lorong-lorong sempit di Kota Saumlaki karena dulu saya pernah menjadi tukang ojek,” ungkapnya dengan senyum.
Bersama istrinya, Selvina Sarang (36), pasangan ini bekerja tanpa mengenal lelah demi memenuhi pesanan pelanggan. Melalui akun Facebook milik istrinya, mereka menerima banyak pesanan barang dari masyarakat Saumlaki dan sekitarnya. Keuletan mereka membuktikan bahwa keberhasilan bisa dicapai dengan kerja keras dan tekad yang kuat.
Perjalanan Hidup yang Penuh Perjuangan
Bripka Stanislaus bukanlah sosok yang lahir dari kehidupan serba cukup. Sejak kecil, ia telah mengalami banyak kesulitan. Ayahnya meninggal pada tahun 1995 ketika ia masih duduk di kelas IV SD di Desa Olilit Timur. Ibunya, Devota Kuway (75), kemudian harus berjuang sendiri membesarkan anak-anaknya.
“Bapak sudah meninggal, Mama harus berperan ganda untuk membesarkan kami. Saya berusaha mencari uang dengan menjadi tukang ojek, bekerja sebagai buruh bongkar muat semen, dan pernah juga ikut mengangkut sampah. Saya sengaja mencoba berbagai pekerjaan agar tahu bagaimana rasanya hidup susah,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Namun, perjuangannya tak sia-sia. Dengan dukungan ibunya, ia menyelesaikan pendidikan di Seminari Santo Yohanes Vianney Saumlaki, lalu melanjutkan ke STM Saumlaki hingga lulus pada tahun 2004. Tak lama setelah itu, ia memberanikan diri mengikuti seleksi masuk pendidikan Bintara Polri di Polda Maluku, Ambon, pada tahun 2006, dan berhasil lulus.
“Saya bersyukur karena segala usaha dan doa saya serta ibu akhirnya dikabulkan oleh Tuhan. Saya percaya bahwa ketika kita berusaha, hasilnya tidak akan pernah sia-sia,” ujarnya penuh keyakinan.
Inspirasi bagi Generasi Muda dan anggota Kepolisian
Kisah hidup Bripka Stanislaus adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih impian. Pesannya kepada generasi muda sangat jelas: kerja keras, kejujuran, dan ketekunan adalah kunci kesuksesan.
“Jangan takut memulai sesuatu dari nol. Jangan gengsi dengan pekerjaan kecil karena dari situlah kita belajar arti kerja keras. Kesuksesan tidak datang secara instan, tetapi melalui perjuangan dan ketekunan,” katanya dengan penuh semangat.
Lebih dari sekadar memberikan inspirasi bagi masyarakat umum, kisahnya juga membawa pesan penting bagi institusi kepolisian. Sebagai seorang anggota Polri, Bripka Stanislaus menunjukkan bahwa menjadi polisi bukan hanya tentang tugas menjaga keamanan, tetapi juga menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. Ia membuktikan bahwa seorang polisi bisa tetap rendah hati, membantu masyarakat, dan menjalankan kehidupan yang jujur serta bermakna.
Menanamkan Nilai-Nilai Kehidupan
Meskipun telah memiliki pekerjaan tetap sebagai anggota kepolisian, Bripka Stanislaus tetap memegang teguh nilai-nilai hidup yang diajarkan oleh ibunya. Ia berkomitmen untuk tidak pernah melupakan masa-masa sulit yang telah dilewatinya.
“Ketika saya berada di posisi ini, saya tidak boleh lupa atau bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain. Saya ingin terus menjadi pribadi yang rendah hati dan tetap membantu sesama,” tegasnya.
Ia juga berharap kisah hidupnya bisa menjadi inspirasi bagi rekan-rekan polisi lainnya agar selalu mengutamakan integritas dan kerja keras dalam menjalankan tugas.
Membangun Kesadaran Akan Pentingnya Kerja Keras dan Kejujuran
Di tengah maraknya gaya hidup konsumtif dan keinginan instan, kisah Bripka Stanislaus menjadi pengingat bahwa kesuksesan sejati dibangun melalui proses panjang. Bekerja keras dan tidak gengsi menjalani pekerjaan yang halal adalah nilai yang harus terus ditanamkan kepada generasi muda.
Dengan prinsip hidup yang kuat, kerja keras, dan ketulusan dalam menjalani kehidupan, Bripka Stanislaus M.L. Kuway telah menjadi teladan bagi banyak orang. Kisahnya adalah bukti bahwa keberhasilan bisa diraih oleh siapa saja yang mau berusaha dan tidak malu untuk bekerja keras demi masa depan yang lebih baik. (NFB)