Bekasi - Jurnalinvestigasi.com - Kepala Desa Pantai Sederhana Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi, kini jadi sorotan lantaran dirinya mengakui bahwa penggunaan dana Desa tahun 2024 tahap satu untuk ketahanan pangan ( Ketapang) sampai saat ini belum dikerjakan.
"Ya memang benar bang terkait program ketahanan pangan tahun anggaran 2024 tahap satu memang belum dikerjakan,"kata Kades Sederhana, Harun Zaen, saat di konfirmasi jurnal investigasi com, pada Kamis (02/01/2025).
Dirinyapun seakan akan berdalih bahwa anggaran tersebut baru saja di cairkan seminggu yang lalu, dan akan segera mengerjakan program ketahanan pangan tersebut yang diduga Fiktif.
"Bukannya Fiktif bang, belum dikerjakan tetapi akan kami kerjakan di tahun ini 2025,"sambung ia.
Diketahui bahwa program ketahanan pangan di Desa pantai Sederhana yang diduga fiktip yaitu:
1.Bantuan perikanan (Bibit/Pakan/dst)
Rp100.000.000.
2.Peningkatan produksi peternakan (Alat Produksi dan pengolahan peternakan, kandang). Rp 114.533.000.
Sebelumnya, hal tersebut diungkapkan oleh salah satu warga menjelaskan, bahwa dirinya tidak melihat adanya kegiatan ketahan pangan yang diperuntukan untuk pengelolaan ternak Domba dan Bibit Ikan, tidak ada sama sekali.
"Saya heran dah bang, karena saya liat sampai saat ini tidak ada tuh yang namanya program kegiatan ketahanan pangan seperti ternak kambing dan Bibit Ikan,"kata warga Pantai Sederhana yang enggan disebutkan namanya kepada jurnal investigasi com, pada Sabtu (28/12/2024).
Diketahui, dengan adanya Anggaran Dana Desa yang semakin menambah besar, diduga semakin sensitif kepala Desa dalam pengelolaanya. Terutama Dana Desa yang peruntukannya pemberdayaan dan ketahanan pangan.
Namun, sayangnya terlihat di lapangan masih banyak ditemukan indikasi terjadinya dugaan penyimpangan lantaran tidak adanya pengerjaan apapun yang peruntukan nya dari program ketahanan pangan tersebut.
Berharap Camat Muaragembong, bertindak tegas terhadap oknum Kepala Desa Pantai Sederhana, Harun Zaen, yang diduga sudah melakukan penyelewengan anggaran ketahanan pangan tersebut.
(Iyus Kastelo).