Bekasi - Jurnalinvestigasi.com - Di balik besarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi, masih ada warga yang hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan. Salah satunya adalah Jam Hari (56), yang terpaksa tinggal di sebuah gubuk reyot di pinggir jalan raya Kampung Garon Barat, RT 004 RW 002, Desa Setialaksana, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, karena tidak memiliki rumah.Minggu (05/01/2025)
Bersama istrinya, Simi (56), dan dua anaknya, Kunut Kurnia (24) dan Jihan (15), Jam Hari telah mengalami kehidupan yang penuh kesulitan selama bertahun-tahun. Mereka hampir setiap hari bergantung pada belas kasihan orang lain untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Bahkan, ketika hujan turun, gubuk tempat tinggal mereka menjadi bocor, mengakibatkan mereka kedinginan dan tidak bisa tidur dengan nyaman.
Jam Hari, yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga, kini tidak dapat lagi bekerja karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Ia kini hanya mampu terbaring lemah di tempat tidur yang tampak lusuh, akibat patah tulang pada bagian kakinya. Meskipun demikian, ia dan keluarganya tetap mendapatkan pertolongan medis dari Puskesmas setempat dan bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun donasi berupa sembako dan uang. Saat ini, Jam Hari tinggal di rumah anaknya.
Dalam wawancaranya dengan tim awak media, Jam Hari mengungkapkan rasa terima kasih atas segala bantuan yang diterimanya. Namun, ia juga berharap agar pemerintah, terutama Bupati Kabupaten Bekasi, dapat membantu mewujudkan impiannya untuk memiliki rumah yang layak huni. Dengan suara lirih, ia mengungkapkan harapannya, "Saya ingin punya rumah, tapi biayanya dari mana? Ya, hanya bisa minta tolong ke pemerintah... Pak Bupati, saya ingin punya rumah, tolong bantu saya."
Kisah Jam Hari ini mengingatkan kita akan pentingnya perhatian pemerintah terhadap warga yang kurang mampu dan masih tinggal dalam kondisi memprihatinkan. Harapan Jam Hari semoga bisa menjadi perhatian lebih bagi pihak terkait untuk memberikan solusi bagi masalah tempat tinggal yang dihadapinya.
(Mahfud)
