EDITORIAL,Setiap tanggal 15 Januari, kita memperingati Hari Desa Nasional, sebuah momentum penting untuk merefleksikan peran desa sebagai pondasi pembangunan bangsa. Tahun 2025, peringatan ini mengusung tema "Membangun Desa, Membangun dari Bawah", menegaskan urgensi pembangunan yang berakar dari kekuatan lokal dan kemandirian masyarakat desa.
Desa sebagai Pilar Utama
Indonesia adalah negara agraris dengan lebih dari 74 ribu desa yang tersebar di seluruh nusantara. Desa bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga ruang kehidupan dengan kekayaan budaya, potensi sumber daya alam, dan basis produksi pangan yang vital. Namun, selama bertahun-tahun, desa sering kali terpinggirkan dalam proses pembangunan yang cenderung berpusat di perkotaan.
Melalui tema tahun ini, pemerintah dan masyarakat diajak untuk kembali ke akar: menjadikan desa sebagai pusat perhatian pembangunan. Konsep ini tidak hanya menekankan pada pembangunan fisik seperti infrastruktur, tetapi juga pengembangan manusia, ekonomi lokal, dan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Pembangunan dari Bawah
"Membangun dari bawah" berarti melibatkan masyarakat desa sebagai aktor utama pembangunan. Kebijakan tidak cukup jika hanya datang dari atas tanpa memahami kebutuhan, potensi, dan aspirasi lokal. Pendekatan partisipatif dan pemberdayaan menjadi kunci.
Contohnya, program dana desa yang telah berjalan selama beberapa tahun terakhir memberikan otonomi kepada desa untuk mengelola pembangunan mereka sendiri. Desa-desa yang berhasil memanfaatkan dana ini untuk meningkatkan kualitas hidup, seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi, membuktikan efektivitas pendekatan ini.
Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Masalah seperti ketimpangan akses teknologi, pendidikan rendah, dan urbanisasi yang tidak terkendali harus ditangani secara strategis. Pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat perlu bersinergi dalam menciptakan solusi yang tepat guna.
Menumbuhkan Kebanggaan Desa
Hari Desa Nasional juga menjadi ajang untuk merayakan identitas desa sebagai pusat kebudayaan dan tradisi. Pengembangan pariwisata berbasis komunitas, pengelolaan produk lokal, dan promosi budaya dapat menjadi strategi jitu untuk meningkatkan perekonomian desa sekaligus menjaga keberlanjutan nilai-nilai lokal.
Kebanggaan terhadap desa harus ditanamkan sejak dini, sehingga generasi muda tidak lagi memandang desa sebagai tempat yang stagnan. Sebaliknya, mereka harus melihatnya sebagai ladang peluang untuk inovasi dan kontribusi.
Tema "Membangun Desa, Membangun dari Bawah" adalah seruan untuk kita semua. Desa bukan sekadar wilayah administratif, tetapi pusat kehidupan yang memengaruhi kesejahteraan seluruh bangsa. Dengan membangun desa dari bawah, kita bukan hanya mengentaskan kemiskinan, tetapi juga menciptakan kemandirian, ketahanan, dan keadilan sosial.
Di Hari Desa Nasional 2025 ini, mari kita jadikan komitmen bersama untuk memprioritaskan desa sebagai jantung pembangunan Indonesia. Karena ketika desa maju, Indonesia maju.
(Penulis adalah Redaktur Pelaksana Media Jurnal Investigasi/Aktivis Desa, M. Rachmat Saputra )
