Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Pentahbisan Gereja Siloam Yonif 734 SNS, Tonggak Sejarah Baru bagi Kehidupan Spiritual

MALUKU - JURNALINVESTIGASI
29 Desember 2024
Last Updated 2024-12-30T00:19:52Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini


Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Pentahbisan Gereja Siloam di area Batalion Infanteri (Yonif) 734 Satria Nusantara (SNS) merupakan momen bersejarah yang mencerminkan perjalanan panjang penuh tantangan, kerja keras, dan doa. Pendirian gereja ini tidak hanya menjadi simbol penguatan iman, tetapi juga menjadi bukti kolaborasi dan semangat gotong royong dari berbagai pihak yang terlibat.


Gereja Siloam kini berdiri megah di tengah lingkungan Yonif 734 SNS, melayani kebutuhan rohani anggota TNI, keluarga mereka, dan masyarakat sekitar. Momentum pentahbisan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah komunitas setempat, memberikan semangat baru untuk terus melayani dan mempererat hubungan spiritual di antara sesama.

Pdt. Devi Thomas Maruwella kepada Jurnalinvestigasi.com menjelaskan Pentahbisan Gereja Siloam Jemaat GPM Wesawak Hari ini adalah hari yang penuh syukur dan refleksi. Bukan saja karena menjadi Minggu terakhir di tahun 2024, tetapi juga karena kita berkumpul dengan penuh rasa haru dan ucapan syukur sebagai warga jemaat Wesawak, khususnya di Unit Siloam dan Zebaoth.


Hari ini, Minggu, 29 Desember 2024, menjadi momen penuh syukur bagi Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Wesawak. Sebagai Minggu terakhir di tahun 2024, kita diberikan kesempatan untuk merenungkan perjalanan yang telah kita lalui sepanjang tahun ini, sekaligus merayakan anugerah Tuhan yang tiada henti. 


Khususnya bagi warga Jemaat Wesawak di Unit Siloam dan Zebaoth, hari ini menjadi simbol kebersamaan, refleksi iman, dan ucapan syukur atas berkat-berkat yang telah diterima. Dengan hati penuh rasa haru, kita mengingat bagaimana kasih Tuhan telah menuntun kita melewati setiap tantangan, memberikan penghiburan dalam kesulitan, dan sukacita dalam keberhasilan. 

"Momen ini menjadi semakin istimewa, mengingat setelah perjalanan panjang yang penuh tantangan dan ikhtiar, kita kini berada di depan sebuah tonggak sejarah yang sangat penting, yakni Pentahbisan Gereja Siloam yang terletak di dalam area Yonif 734 SNS,"ungkapnya.


Pendewasaan iman dan komitmen kita selama perjalanan ini menjadi nyata di hadapan Tuhan dan sesama. Perjalanan ini dimulai pada 28 September 2020, saat batu pertama diletakkan. Sejak saat itu, dalam kurun waktu lebih dari empat tahun, kita telah menyaksikan bagaimana Allah bekerja secara luar biasa di tengah segala kekurangan dan tantangan. 


Kita tidak hanya menunggu dan berdoa, tetapi setiap langkah demi langkah, kita menjadikan iman sebagai pemandu. Kita telah tumbuh dalam pemahaman, mengenal betapa besar kasih dan kesetiaan Tuhan di setiap fase pembangunan ini. 


Banyak tantangan datang silih berganti. Masalah di tubuh panitia yang menguji kebersamaan, kekurangan dana yang sering kali menghambat kelanjutan pembangunan, serta kurangnya tenaga profesional dan tukang yang membuat kita harus bertahan dengan segala keterbatasan. 


Setiap hambatan yang kita hadapi seharusnya bukan menjadi penghalang, melainkan menjadi batu loncatan bagi kita untuk semakin bersatu dan berjuang bersama. Bahkan, ada banyak sikap ketidakpedulian yang sempat melemahkan semangat. Namun, tentu semua itu tidak sebanding dengan kasih karunia yang selalu menyertai kita. 


Ditengah segala itu, kasih karunia Tuhan tetap nyata. Dalam gumul, kerja keras, dan keteguhan hati, hari ini kita melihat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Gereja ini berdiri bukan karena kehebatan manusia, melainkan karena penyertaan Allah yang terus membawa kita melewati setiap badai yang menerpa. 


"Kita belajar bahwa kekuatan kita sesungguhnya terletak pada iman yang tulus dan persatuan yang kuat di antara kita. Saat ini, kita hanya bisa bersyukur, sebuah ungkapan yang tak pernah cukup membalas segala berkat yang telah kita terima,"imbuhnya.

Syukur atas setiap peluh yang jatuh, atas setiap doa yang terucap, dan atas setiap hati yang tetap setia berjuang untuk mewujudkan impian kita. Gereja Siloam ini bukan hanya sekadar bangunan, melainkan juga menjadi saksi hidup bagaimana cara Allah memimpin umat-Nya yang setia. Ia menjadi simbol harapan dan tempat di mana segala doa kita bisa dipanjatkan. 


Semoga Gereja Siloam yang telah berdiri ini bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi umatnya juga menjadi gereja yang hidup. Sebuah gereja yang menyatakan kasih Allah melalui pelayanan tanpa henti dan kesaksian yang nyata. 


Gereja ini harus menjadi rumah bagi setiap jiwa yang lelah dan mencari ketenangan, sebuah tempat yang selalu siap menjawab panggilan siapa pun yang membutuhkan pertolongan. Gereja yang tidak hanya membawa damai bagi sekitarnya, tetapi juga menggugah semangat untuk bergerak dan melayani sesama dengan penuh cinta. 


Jemaat Wesawak, dengan 6 unit pelayanan yang tersebar di 2 kecamatan mencakup area dari Wesawak hingga Batalyon Lauran, Ilngei Wowonda, Tumbur, Bandara, Lanud, Atubul, Sangliat, hingga Arui Das, adalah gambaran nyata dari komitmen kita untuk melayani. 


Dengan jarak tempuh 56 km dari pusat Jemaat sampai ke titik terjauh kehidupan umat, kini kita sudah memiliki 2 gedung gereja, yang menjadi landmark penyebaran berkat bagi lingkungan sekitar. Dengan penuh harapan dan keyakinan, kita serahkan perjalanan gereja ini ke dalam tangan Tuhan. Sebab sungguh, perjalanan kita baru dimulai lagi. Bersama Tuhan kita telah memulainya, dan bersama-Nya pula kita akan mengakhirinya dengan semangat baru. 


"Kita kini sudah berada di minggu terakhir tahun 2024 dan sebentar lagi akan memasuki tahun yang baru dengan segudang harapan dan visi untuk masa depan. Mari bersiap untuk memulai lagi, dengan tekad yang lebih kuat dan iman yang lebih dalam. 


Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan! Soli Deo Gloria!" Tutupnya. (NFB)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl