Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Pemilukada di Tanimbar tinggal menghitung hari. Kontestasi kali ini benar-benar memanas lantaran banyak sesepuh menjadi background kandidat, dan tak malu-malu mereka turun gunung mengamankan pendukung.
Masyarakat diminta menilai secara teliti rekam jejak para calon, dan sudah harus memprediksi 5 tahun mendatang bila pilihannya terpilih secara mayoritas memenangkan pertarungan maha sengit ini.
“Hati-hati memilih karena biasanya tahapan ini menjadikan pemilih adalah RAJA, diperlakukan seperti seorang raja, dilayani pun seperti raja, apapun yang diminta pasti dikabulkan,”ujar Hence Komandely Sekretaris Divisi Logistik Pasangan MK.
Dikatakan, Calon berlagak seperti aladin dalam cerita dongeng, alhasil, itu hanya terjadi 1 hari sebelum tanggal 27 November. Selanjutnya, seperti kisah cinderella sepatu kaca, semuanya akan kembali berubah sedia kala dimana kisah manis menjadi amat pahit.
Status raja berganti menjadi budak, seperti imigran gelap yang bekerja dan diupah sesuka hati, setengah mampus mengais sesuap nasi, mencari sesen dua bak pengemis di 5 tahun lamanya.
SMS tak dibalas, chat Whatsapp tak direspon, apalagi saat menelepon, tentu dibiarkan berbunyi hingga selesai. Bila saat bertemu secara dadakan, beribu alasan pun diberikan dengan gaya dan senyuman palsu.
“Inilah kisah pemilukada di Tanimbar. Karena itu jangan memilih karakter pemimpin seperti ini. Pasti masyarakat telah tahu siapa yang dimaksudkan. Giliran kepentingannya, waduh, dikejar dengan roket, tetapi saat kepentingannya terpenuhi, ekor matanya tak akan berpaling sedikitpun,”jelasnya.
Ingat, ambil uangnya, jangan pilih orangnya, tidak berdosa, pun tidak ketahuan karena mencoblos tanpa pengambilan gambar dan pilihan tidak bisa diketahui siapapun orang. Itu rahasia. Tutupnya. (*)