Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Kejadian pengusiran massa pendukung salah satu paslon saat kampanye paslon nomor 3 berSATU di Seira, Wermaktian, menurut Rahanwarat tak perlu dipersoalkan, namun menurutnya hal-hal seperti itu perlu diwaspadai karena disinyalir perilaku itu bisa menjadi bagian dari karakter pemimpin bila berkuasa.
"Awas ! Pilkada Tanimbar akan melahirkan pemimpin yang kasar, dan otoriter. Masyarakat perlu hati-hati karena karakter memimpin telah terbaca sejak menjadi calon Bupati dan Calon Wakil Bupati", terang Rahanwarat yang pernah menjadi Ketua Harian di Tim berSATU dan mengundurkan diri pada 28 September lalu.
Menurut Rahanwarat, masyarakat perlu mewaspadai tipikal pemimpin yang otoriter bila akan berkuasa, apalagi bila kekuasaan itu diperoleh dengan cara yang instan dan kotor dalam sebuah demokrasi yang sehat.
"Pemimpin yang kasar dan otoriter akan tergambar dalam praktek mengambil keputusan sendiri, tak pandang orang lain sebagai bagian dari dirinya serta mengatur dan mengelola kepemimpinan semau-mau, ini sangat berbahaya bila dipraktekan di bumi duan lolat. Tentu akan melahirkan budaya baru yang merusak tatanan adat istiadat. Masyarakat harus tahu karakter pemimpin seperti ini, bila dibutuhkan akan menjadi raja, bila tidak dibutuhkan, budak dan sampah pun masih bernilai" Tutupnya. (*)