Penulis : Agustinus Rahanwarat
Merasa jauh dari kekuasaan tempo lalu, sang maestro kini seperti membagi suara Pilkada Tanimbar di beberapa kandidat. Kasat mata, BST alih-alih mendukung pasangan dengan akronim JUARA, berkeliling mengkampanyekan putera Selaru asal Onjout ribun itu dari satu tempat ke tempat lainnya, katanya, dokter Boy anak muda terbaik, harus menang Pilkada, pimpin Tanimbar periode ini. Tapi herannya, penerus dinasti politik sang maestro, Pier Temar nyatakan dukungan ke paslon nomor 3, berSATU, sedangkan Holmes Matruty menjadi ketua tim sukses paslon dengan jargon ProJo.
Rasanya, politik ala Bito Temar kali ini seperti permainan piano, satu media banyak bunyinya. Diduga, ia mendorong anaknya ke paslon berSATU, sedangkan Holmes kerabatnya ke paslon ProJo, dan ia sendiri berjuang untuk paslon JUARA. Cara ini dinilai agar salah satu dari ketiga paslon ini bila menang tentu aman dalam kekuasaan 5 tahun mendatang. Bito yang akrab diinisialkan BST tak mungkin mendukung paslon nomor 2 MK karena di situ ada pesaingnya Petrus Fatlolon, dan tak mungkin pula mendukung paslon nomor 1 Adolof Bormasa karena di situ ada PDI Perjuangan yang sejak awal telah mendepak BST keluar dari partai besutan anak kandung Bung Karno, Megawati Soekarnoputri.
Jelas tergambar permainan piano ala BST yang semakin merdu terdengar publik, sembari bertanya, kemanakah para pendukung berlabuh pilihan di tanggal 27 November? Baik BST, Pier Temar dan Holmes Matruty tentu memiliki massa pendukung yang sama, orang-orang yang sama. Pendukung Pier dan Holmes adalah pendukung BST, atau bisa sebaliknya. Maka ke paslon manakah mereka akan menentukan pilihan? Bila dibagi, tentu jumlahnya sangat sedikit. Atau bisa saja para pendukung mengikuti pilihan BST yang gencar mengkampanyekan paslon JUARA sehingga akan nampak mubasir fasilitas yang diberikan oleh paslon berSATU maupun paslon ProJo ke Pier dan Holmes.
