Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Pemberitaan di salah satu media yang mengklaim adanya dugaan keterlibatan Kepala Desa Lamdesar Barat dan perangkat desa dalam politik praktis sangat tidak berdasar. Informasi yang dipublikasi hanya sepihak dan tidak sesuai fakta. Senin, (11/11/2024)
Kepada wartawan media ini, Alexander Sainafat mengoreksi pemberitaan tersebut melalui media ini, menurut dia tidak ada konfirmasi ke dirinya sehingga kades memberikan hak koreksi lewat media ini, ia meluruskan informasi yang benar agar tidak jadi unsur fitnah yang dapat merugikan.
Menurutnya, tindakan ini penting karena mencerminkan profesionalisme dan tanggung jawab sebagai kepala desa. "Kami berkomitmen untuk melayani masyarakat dengan transparansi dan kejujuran, pemberitaan yang tidak akurat seperti ini dapat merusak reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap kami," ujar Kades Lamdesar Barat dengan tegas.
Ia juga menambahkan bahwa sejak menjabat, ia selalu berupaya menjaga netralitas dalam politik agar tidak terlibat dalam konflik kepentingan yang dapat merugikan masyarakat yang dipimpinnya. Dirinya berharap, media dapat lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi dan melakukan pengecekan fakta sebelum menerbitkan berita, demi menjaga etika jurnalistik dan kepentingan publik.
Dengan mengoreksi informasi yang salah, ia berharap dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat dan mendorong dialog konstruktif antara pemerintah desa dan warganya, sehingga kedepannya kerja sama dapat terjalin dengan baik demi kemajuan bersama.
“Tuduhan tersebut sangat tidak berdasar dan sama sekali tidak benar, sehingga menimbulkan fitnah yang merugikan. Berita yang beredar itu sangat keliru dan bersifat fitnah. Dengan tegas, saya sampaikan bahwa saya tidak pernah terlibat dalam kegiatan politik praktis maupun melakukan kampanye untuk salah satu pasangan calon,” Ungkapnya.
“Keterlibatan saya dalam acara-acara tertentu harus dipahami dalam konteks yang benar. Saya hadir dalam beberapa kesempatan, bukan dalam rangka mendukung salah satu calon, tetapi karena saya diundang dalam kapasitas sebagai pemangku adat,”imbuhnya.
Sainafat menambahkan, Tugas dia hanya mendampingi para tua-tua adat saat prosesi pengalungan syal dalam penyambutan calon, serta untuk menyaksikan secara resmi peletakan batu pertama renovasi lokasi Ridalan atau pusat desa oleh Pak Eky Sairdekut dan Pa Kelvin Keliduan.
“Selama acara tersebut, saya tidak pernah melakukan tindakan yang dapat dianggap mengarahkan atau mempengaruhi masyarakat untuk memilih salah satu calon tertentu, melainkan sekadar menjalankan peran saya sebagai penengah dan saksi dalam prosesi adat tersebut,”jelasnya.
“Oleh karena itu, sekali lagi saya tegaskan pentingnya untuk tidak salah dalam menafsirkan peristiwa yang ada, karena hal itu hanya akan menebar fitnah yang tidak konstruktif. Perlu dicatat juga bahwa ketika calon lain datang ke desa untuk melakukan acara adat yang serupa, saya tidak hadir karena tidak mendapatkan undangan dan informasi dari pihak yang bersangkutan,”tegasnya.
“Jangankan mendapatkan undangan, setiap calon yang masuk desa untuk menyampaikan kampanye politik mereka pun tidak pernah berkoordinasi atau meminta izin dari Pemerintah Desa setempat sebagai tuan rumah,”tukasnya.
Ini menunjukkan bahwa tidak ada proses transparansi dalam kegiatan mereka. Jadi, saya sangat berharap agar semua pihak berhati-hati dalam membuat pernyataan, agar tidak menebar fitnah yang dapat merusak reputasi individu dan institusi. Dengan begitu, kita dapat menjaga keharmonisan masyarakat. Tutupnya. (*)