Maluku, Jurnalinvestigasi.com - Kongres Istimewa IV dan MPP XXXVI AMGPM merupakan momen penting dalam perjalanan organisasi ini yang diadakan untuk memperkuat visi dan misi, serta menyatukan anggota untuk mengembangkan potensi yang ada. Minggu, (13/10/2024).
Dalam suasana penuh kebersamaan, suasana ritual dan seremonial sangat diutamakan agar semua peserta dapat merasakan makna kongres ini dengan lebih mendalam. Pada kesempatan ini, berbagai elemen budaya dan spiritual dipadukan untuk menciptakan pengalaman yang tidak terlupakan.
Pantauan Jurnalinvestigasi.com Acara seremonial dimulai dengan laporan dari ketua panitia, Zeth Latukarlutu. Dalam laporannya, beliau menyampaikan rincian kegiatan yang telah berlangsung dan tujuan dari kongres yang diadakan. Dengan semangat yang tinggi, beliau berharap seluruh peserta dapat berkontribusi aktif dalam diskusi dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Setelah laporan, Melkianus Sairdekut sebagai Ketua Umum AMGPM, Melkianus Sairdekut menyampaikan pidato pembukaan yang menginspirasi. Ia menekankan pentingnya kebersamaan dan kolaborasi dalam mencapai visi misi organisasi. Melalui pidato ini, semua peserta yang ada sangat termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam seluruh rangkaian acara.
Selanjutnya, Pdt. Elifas T. Maspaitella memberikan arahan yang jelas kepada peserta. Ia mengingatkan tentang peran masing-masing dalam memperkuat sinode dan mendukung tugas-tugas yang ada. Pesannya sangat berarti dalam membangun sinergi antar anggota sinode.
Pj Bupati Maluku Tengah, yang diwakili oleh Pj Sekda Malteng, Jauhari Tuarita, juga memberikan sambutan. Dalam sekapur sirihnya, beliau menekankan pentingnya acara ini bagi pembangunan daerah. Pesan solidaritas dan kerjasama menjadi inti dari sambutannya.
Kemudian, sambutan dari Gubernur Maluku, yang disampaikan oleh Asisten Bidang Kemanusiaan dan Sumber Daya Manusia, S. Huwae. Ia menyampaikan dukungan penuh pemerintah terhadap Kongres ini. Gubernur berharap kegiatan ini dapat menghasilkan keputusan yang memperkuat hubungan antar lembaga dan komunitas.
Ibadah pembukaan menjadi ritual yang tak terpisahkan dari kongres ini. Seremoni ini dimulai dengan penyambutan yang hangat dan dilanjutkan dengan berbagai tradisi yang sudah menjadi bagian dari AMGPM. Suasana khidmat sangat terasa saat setiap anggota bersatu dalam doa dan harapan. Hal ini menggambarkan ungkapan syukur dan permohonan bimbingan dalam perjalanan yang akan datang.
Pdt Rido Kolomine memegang peranan kunci dalam pembukaan acara. Dengan khotbahnya yang inspiratif, ia mengajak semua peserta untuk merenungkan makna dari tujuan bersama. Ia membawa nuansa spiritual yang mendalam, menekankan pentingnya persatuan dan kerjasama dalam mencapai visi yang lebih besar. Melalui kepemimpinannya, Pdt Rido berhasil menginspirasi banyak orang untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan.
Akta pembukaan yang dibacakan oleh Melkianus Sairdekut selaku Ketua Umum AMGPM. Dalam momen ini, ia menekankan pentingnya komitmen yang kuat dari semua anggota. Akta ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi simbol dari tekad dan visi bersama yang ingin dicapai. Melalui bacaan ini, setiap anggota diingatkan akan tanggung jawab yang harus dijalankan ke depan.
Ketum AMGPM kemudian. menebar garam dan membakar lilin memiliki tafsir yang dalam dalam konteks pembukaan. Menebar garam melambangkan pengawetan dan pelestarian nilai-nilai baik dalam komunitas. Sementara itu, membakar lilin melambangkan harapan dan penerangan dalam kegelapan. Keduanya bersama-sama menggambarkan komitmen untuk terus menjaga integritas dan semangat organisasi dalam perjalanan yang akan datang.
Pembacaan Mukadimah AMGPM menjadi penutup yang sangat bermakna. Mukadimah ini berfungsi sebagai pengantar yang menggambarkan tujuan dan harapan organisasi. Dengan pembacaan ini, semua anggota diingatkan akan tema-tema utama yang harus dihadapi ke depan. Simbolisme yang terkandung di dalamnya menjadi pengingat bahwa setiap tindakan harus sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh AMGPM. (Nik Besitimur)