-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tempat Tinggal Karyawan PT IWIP di Halmahera Tengah Terendam Banjir

13 Agustus 2024 | 3:50:00 AM WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-12T20:50:47Z


Maluku, Jurnalinvestigasi.com

Karyawan PT IWIP dan karyawan kontraktor di Halmahera tengah menghadapi tantangan serius terkait kondisi tempat tinggal dan jaminan yang diberikan perusahaan. Banyak dari mereka tidak memiliki akomodasi yang layak, yang berdampak pada kenyamanan dan produktivitas kerja. Selasa, (13/08/2024). 


Selain itu, jaminan yang seharusnya mencakup perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja tidak memenuhi standar prosedur yang diharapkan. 


Hasael Luturjaly, salah satu karyawan di Perusahan tersebut mengatakan, Jaminan kerja yang jelas dan transparan membuat karyawan merasa lebih aman dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Pada akhirnya, investasi dalam kesejahteraan karyawan tak hanya meningkatkan kinerja individu, tetapi juga membawa keuntungan bagi perusahaan secara keseluruhan faktanya tidak ada sama sekali.


Kesejahteraan karyawan adalah hal yang tak boleh diabaikan oleh suatu perusahaan. Karyawan adalah aset berharga yang berkontribusi langsung terhadap kesuksesan perusahaan. Dengan memastikan bahwa karyawan mendapatkan fasilitas yang memadai, seperti ruang kerja yang nyaman, akses terhadap pelatihan, dan dukungan kesehatan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif. 


“Kehidupan karyawan PT IWIP dan karyawan kontraktor di Halmahera Tengah memunculkan berbagai tantangan, terutama dalam hal akomodasi. Banyak di antara mereka yang tinggal di mes, sementara sebagian lainnya terpaksa menyewa kosan. Hal ini terjadi karena fasilitas mes yang tersedia belum mencukupi untuk menampung seluruh karyawan. Keberadaan kosan menjadi solusi sementara, meski tidak ideal. Dengan meningkatnya jumlah karyawan seiring berjalannya proyek, penting untuk memikirkan pengembangan fasilitas penampungan yang lebih memadai, agar kesejahteraan dan produktivitas karyawan tetap terjaga. Ketersediaan akomodasi yang baik juga berpengaruh pada semangat kerja mereka,”ungkapnya.


Masalah akses jalan menuju lokasi kerja menjadi tantangan serius bagi karyawan, terutama di daerah sekitar tambang. Belum adanya pembangunan jalan dan saluran yang memadai membuat warga, seperti di desa Lakulamo, rentan terhadap bencana, seperti banjir yang terjadi pada awal Agustus lalu. Hal ini mengakibatkan karyawan terpaksa mengungsi, menggambarkan perlunya perhatian lebih pada infrastruktur untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan dalam bekerja.


Banjir di daerah mes kilometer 15 menjadi masalah serius, terutama saat musim hujan. Tidak adanya saluran pembuangan yang baik menyebabkan air terkumpul dan akhirnya masuk ke dalam mes. Situasi ini mengganggu aktivitas karyawan dan menciptakan lingkungan yang tidak nyaman. Penanganan saluran air yang efektif sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.


Desa Lakulamo, yang terletak di Kabupaten Halmahera Tengah, semakin membutuhkan perhatian dari PT IWIP, induk perusahaan yang beroperasi di daerah tersebut. Masalah yang sering muncul di desa ini bukanlah hal baru; kita sudah menyaksikan beberapa kejadian yang merugikan masyarakat setempat. Meskipun demikian, respons dari pihak perusahaan tampak minim. Keberadaan perusahaan besar seharusnya membawa manfaat bagi masyarakat, tetapi ketidakpuasan warga menunjukkan bahwa perhatian dan tanggung jawab sosial perusahaan masih kurang. Diperlukan langkah nyata agar warga Lakulamo dapat merasakan dampak positif dari kehadiran PT IWIP.


Di kilometer 15, kami terjebak di tengah hutan saat hujan deras dan banjir melanda. Dampak perubahan iklim sudah semakin nyata, mengubah pola cuaca yang tak terduga dan menciptakan kondisi berbahaya bagi kami. Dalam situasi sedramatis ini, kami merasa sangat kehilangan arah, bingung untuk mencari jalan keluar. Ini menjadi pengingat bahwa setiap perubahan yang terjadi memerlukan tanggung jawab dari kita semua. Kita harus berbuat lebih untuk melindungi lingkungan, agar generasi mendatang tidak mengalami kesulitan yang sama. Perubahan tidak hanya soal adaptasi, tetapi juga tentang tindakan nyata demi keberlangsungan hidup.



Di daerah lingkar tambang Weda, masyarakat sekitar kian resah dengan kondisi yang ada. Perusahaan-perusahaan yang beroperasi seolah tidak memberikan perhatian yang layak kepada kami, khususnya para karyawan yang tinggal di kos-kosan. Harga barang kebutuhan sehari-hari semakin melambung tinggi, menambah kesulitan kami dalam memenuhi kebutuhan. Kami berharap pemerintah daerah dapat turun tangan dan memperhatikan permasalahan ini. Dukungan dan intervensi yang nyata sangat dibutuhkan agar komunitas kami tidak hanya menjadi lahan bagi keuntungan perusahaan, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat setempat. (*)

×
Berita Terbaru Update