Bekasi. Media Jurnal Investigasi- Ketua Umum LSM Masyarakat Peduli Investor (MPI), Doktor Anwar Musyadad, menegaskan perjuangan hak-hak masyarakat sekitar Kawasan Industri MM 2100. Menurutnya, warga sekitar mengeluhkan kurangnya peluang kerja dan usaha di tengah dominasi pabrik-pabrik besar di kawasan tersebut. Kamis (08/08/2024)
"Keluhan warga banyak, tetapi tidak ada tindakan nyata dari pihak terkait," kata Doktor Anwar. Ia menyoroti bahwa perusahaan multinasional lebih memilih karyawan dan vendor dari luar daerah, sehingga kesempatan bagi warga lokal sangat terbatas.
Doktor Anwar mencurigai adanya diskriminasi terhadap warga lokal, yang sering kali mengalami penolakan saat mencoba mengajukan surat kepada perusahaan di kawasan tersebut. "Ini tampaknya sudah dikondisikan," tambahnya.
"Akibatnya, terjadi kemacetan parah di sekitar jalan masuk kawasan MM2100, yang berdampak luar biasa pada kesehatan warga, seperti polusi udara, kebisingan kendaraan, dan stres. Akses transportasi juga sulit bagi warga untuk keperluan sehari-hari dan menyulitkan pedagang lokal yang berjualan di area jalan tersebut.
Beberapa pedagang bahkan terpaksa mengalihkan usaha mereka ke dalam kawasan, tetapi mereka sering mengalami pengusiran dari petugas keamanan. Sementara itu, kemacetan yang mempengaruhi ekonomi pedagang tidak diatasi atau diabaikan," ungkap Doktor Anwar. "Sebetulnya, jika ada niat baik dari pengelola kawasan, masalah ini dapat diatasi," tegas Doktor Anwar.
LSM MPI kini menggalang dukungan dari berbagai ormas dan forum di Bekasi untuk memastikan masyarakat sekitar tidak hanya menjadi penonton dalam pembangunan kawasan industri.
(M.A)