-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Pelni Ambon Kerja Amburadul, Banyak Warga Tanimbar Tidak Mendapat Tiket Kapal

11 Agustus 2024 | 6:45:00 PM WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-11T12:38:59Z


Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Baru ini, tiket untuk kapal KM Pangrango dan KM Leuser habis terjual di loket Pelni Ambon. Lonjakan calon penumpang tujuan Banda dan Saumlaki menyebabkan tiket cepat ludes. Minggu,(11/8/2024).


Situasi ini memicu kekecewaan banyak calon penumpang yang telah merencanakan perjalanan mereka. Banyak di antara mereka yang berharap mendapatkan tempat di kapal tersebut, tetapi terpaksa mencari alternatif lain. 


Yulita mengatakan, Kehabisan tiket untuk keberangkatan KM Pangrango menuju Saumlaki pada 9 Agustus 2024 menjadi sorotan. Meskipun tiket terjual habis, banyak tempat tidur kosong yang membuat calon penumpang kecewa.



“Tiket terjual habis, tetapi masih banyak tempat tidur kosong di kapal. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai regulasi dan kebijakan manajemen. Pelni diharapkan mengambil langkah preventif untuk mengatasi masalah ini, terutama untuk KM Pangrango dan KM Leuser, guna meningkatkan efisiensi dan prospek kerja kedepan. Transparansi dan komunikasi yang baik dengan penumpang juga penting agar kejadian serupa tidak terulang,”


PT PELNI mengalami kesulitan memberikan informasi terkait kehabisan tiket, karena pimpinan sedang tidak berada di tempat. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan di kalangan penumpang yang membutuhkan kepastian. Keterbatasan komunikasi di momen-momen kritis seperti ini perlu diperbaiki agar pelayanan lebih optimal.


Dirinya menambahkan, Banyaknya tempat tidur kosong, menunjukkan masalah dalam manajemen tiket dan standar pelayanan mestinya pihak PELBI harus memperhatikan kebutuhan masyarakat agar pengalaman perjalanan lebih memuaskan.


PT. PELNI Ambon menghadapi keluhan dari penumpang yang menuju Tanimbar. Banyak yang merasa dirugikan karena seat yang disediakan untuk rute ini sangat terbatas, sementara prioritas justru diberikan kepada penumpang yang menuju Banda. Padahal, perjalanan ke Tanimbar memerlukan waktu yang lebih lama dan perjalanan yang lebih jauh. Keputusan ini dinilai kurang bijaksana, karena dapat mengurangi kepuasan pelanggan dan berpotensi merugikan perusahaan itu sendiri. Pelni perlu mengevaluasi kembali kebijakan seat agar semua penumpang mendapatkan pelayanan yang adil dan sesuai dengan kebutuhan perjalanan mereka.


"Saya ikut berangkat dengan KM Pangrango dari Ambon tujuan Saumlaki, yang semestinya dua hari terhitung dua hari, namun harus ditempuh 3 hari perjalanan, jika Kapten Kapal berdalil karena terkendala cuaca, itu tidak berdasar karena Saya ikut berlayar sebagai penumpang dan merasakan cuaca  sedang baik-baik saja,”kesalnya.


“Sebagai perusahaan pelayaran terbesar di Indonesia, PT PELNI harus senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kepada penumpang. Kejadian yang kurang memuaskan harus menjadi pelajaran agar tidak terulang,”imbuhnya. (Nik Besitimur)

×
Berita Terbaru Update