Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Masyarakat Tanimbar, mengungkapkan keprihatinan mereka terkait kondisi KM Pangrango yang dinilai tidak layak untuk digunakan sebagai sarana transportasi laut. Minggu, (11/08/2024).
Mereka menuntut PT PELNI Ambon untuk segera mengganti kapal tersebut dengan kapal yang memenuhi standar pelayaran yang aman dan nyaman.
Salah satu Penumpang KM Pangrango yang tidak ingin disebut namanya, menyesali standarisasi Pelayaran yang mestinya tiba tanggal 10/8/2024, namun harus tiba tanggal 11/8/2024 jam 13:00 WIT.
Pengalaman buruk saat hendak bersandar di dermaga Saumlaki sangat menyedihkan. Setelah 4 jam berusaha, dengan 5 hingga 6 manuver, kapal tak berhasil bersandar. Situasi ini menggambarkan tantangan navigasi di perairan yang mungkin tak terduga. Semoga ke depan, sistem dan perahu diperbaiki agar insiden serupa tidak terulang.
Dalam perjalanan laut, situasi berubah menjadi tegang ketika penumpang mulai mengeluh. Masalah ini dimulai dari keterlambatan keberangkatan dan kurangnya informasi yang jelas dari Crew. Penumpang yang jengkel mulai berteriak, menciptakan suasana hampir anarkis meskipun crew berusaha meredakan situasi.
Diduga gagal sandar di dermaga akibat Magangnya Taruna Baru.
Meski sudah berusaha untuk bersandar, namun tetap tidak bisa. Akhirnya, kapal keluar Dermaga 4 kali dan berhasil masuk ke Dermaga. KM Pangrango baru bisa sandar sekitar pukul 16:00 WIT Jumat Sore.
Banyak warga yang merasakan dampak langsung, seperti keterlambatan dan ketidaknyamanan saat berlayar. Harapan mereka agar pemerintah dan pihak terkait mendengarkan keluhan ini demi meningkatkan kualitas layanan transportasi, yang sangat vital bagi konektivitas antar pulau di Maluku. (Nik Besitimur)