Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Liberatus Fenanlampir, SE. lebih akrab disapa Bung Oce Fenanlampir, kapasitas selaku Tokoh Adat sekaligus Ketua Pemuda Mandriak, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, menghimbau perusahaan minyak dan gas terbesar asal Jepang, Inpex Corporation dan rekan perusahaannya PT. Taka lebih jujur dan terbuka mensosialisasikan manfaat dan dampak yang akan diperoleh masyarakat Tanimbar melalui berbagai informasi kegiatan survei dan pengembangan kegiatan lainnya bisa tersampaikan ke masyarakat luas, di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
"Saya berharap Inpex dan Taka sebagai pelaksana kegiatan dapat lebih jujur dan terbuka kepada masyarakat tentang manfaat yang akan diperoleh dari mega proyek ini," kata Bung Oce.
Keterbukaan dan kejujuran PT.Taka, Inpex dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan menjadi pintu masuk lancarnya aktivitas pengembangan Blok Masela, bebernya kepada media ini di kediamannya seputaran komplek lapangan Mandriak, desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar
"Keterbukaan sangat penting untuk membangun kerja sama timbal balik antara perusahaan dan masyarakat di Tanimbar, terutama demi kelancaran Survei dan pembangunan berbagai fasilitas untuk pengembangan lapangan gas abadi Blok Masela," ujarnya.
Berkaitan dengan kehadiran mega proyek tersebut dirinya juga mengimbau masyarakat Tanimbar, khususnya yang berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk tidak mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok tetapi mengedepankan kepentingan bersama sebagai orang Tanimbar yang cinta damai dibingkai semangat Bumi Duan Lolat.
"Ciptakan suasana kondusif dan penuh kebersamaan serta bersama bergandengan tangan, bahu membahu memberi ruang bagi pengembangan Lapangan Gas Abadi Blok Masela," katanya.
Dia juga mengingatkan SKK Migas, Inpex dan PT. Taka agar menjadikan berbagai masukan yang diperoleh dari masyarakat sebagai alat evaluasi rencana usaha yang telah disusun, sehingga tidak berdampak terhadap kerusakan lingkungan dan keharmonisan hubungan masyarakat dan perusahaan.
Sambungnya menuturkan pengembangan ladang Abadi Blok Masela akan menelan biaya besar dalam pengembangan lapangan minyak dan gas bumi abadi dan menyerap ribuan tenaga kerja saat beroperasi.
Di Indonesia, Inpex telah hadir sejak tahun 1966 melalui Kontrak Kerjasama merupakan investasi asing terbesar sebagai simbol pembangunan di Indonesia Timur yang berskala global setelah Freeport Indonesia dan SKK sendiri menargetkan Blok Masela akan mulai produksi pada tahun 2027, tutupnya. (*)