Oleh : Yanti Samangun (Jurnalis Maluku Terkini)
Tanpa sadar, kita telah memiliki tiga Kepemimpinan kepala daerah definitif di kabupaten bertajuk Duan Lolat dalam kurung waktu 20 tahun yang lalu, yakni :
1. Alm. Drs. S. J. Oratmangun (Bupati Periode 2001-2007)
2. Drs. B. S. Temmar (Bupati Periode 2007-2012 hingga Periode 2012-2017)
3. Petrus Fatlolon, SH., MH. (Bupati Periode 2017-2022)
Tiga Kepemimpinan Kepala Daerah sudah tentu memiliki cerita tersendiri pada kepemimpinan mereka dan sudah tentu menjadi sejarah Pemerintahan di Negeri Duan Lolat ini.
Tentu masing-masing masyarakat memiliki perspektif penilaian tersendiri tentang keberhasilan dan Prestasi dari Kepemimpinan mereka. Namun masyarakat juga memiliki penilaian tersendiri atas kekurangan dan keterbatasan mereka. Dan wajar setiap rakyat dapat melakukan interprestasi-interprestasi atas kepemimpinan mereka, karena mereka merupakan bagian dari Tokoh publik dan wajar untuk dinilai terkhususnya kinerja di masa kepemimpinan mereka dalam memimpin negeri ini.
Berikut ini catatan jurnalis tentang sosok ketiga Bupati Tanimbar :
Alm. S.J.Oratmangun
Dalam rangkuman data dan sejarah perjalanan kepemimpinan bupati definitif pertama di Tanimbar, sosok S.J Oratmangun dikenal sebagai The Leadership yang meletakan dasar Tanimbar dengan kekayan budaya yang dimiliki oleh Tanimbar. Tenun dan Duan Lolat terkenal ke seluruh penjuru Maluku dan Indonesia. Dirinya meletakan filosofi daerah dengan Budaya dan Adat Istiadat. Beliau menghidupkan Tanimbar dari Jiwa Tanimbar itu Sendiri.
Slogan pembangunan yang acap kali Oratmangun komandankan adalah "Membangun Dari Laut, Memuliakan Laut dan Menghidupkan Daratan" dan telah melahirkan semangat kemandirian rakyat Tanimbar tuk memanukan daerahnya. Oratmangun bersama pasangannya Wakil Bupati I Lucas Uwuratuw, telah meletakan tata ruang daerah yang sampai hari ini kita menikmatinya.
Setidaknya infrastruktur dasar Ia dan wakilnya letakan. Misalnya Kantor Bupati dan Kantor DPRD termasuk Pasar Omele. Dan yang lainnya. Persoalan Hukum/kasus Korupsi dalam masa pemerintahan Beliau hampir dibilang bersih hanya masalah personal semata akibat kelalaian person birokrat.
Dimasa itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimulai melalui dengan meletakan dasar beberapa peraturan daerah saat itu. Peletakan dasar terhadap pelayanan dasar cukup terancang secara sistematik. Pengembangan Ekonomi masyarakat, beliau memiliki banyak gagasan dan ide. Dimana Laut akan dijadikan mutiara hidup bagi masyarakat di daerah yang terkenal akan budaya Bakar Batu-nya ini. Dalam catatan rakyat negeri ini, Alm. SJ Oratmangun adalah Pemimpin yg memiliki sejumlah Gagasan dan Ide yang sangat cemerlang untuk membangun Tanimbar. Sayangnya, waktu satu periode kepemimpinan dirinya tidaklah cukup untuk melaksanakan semua gagasan briliannya.
SJ Oratmangun adalah Bupati Tanimbar yang sama sekali tak pernah diterpa oleh kasus korupsi. Juga adalah salah satu Bupati dengan toleransi Beragama. Hal ini bisa dilihat dengan setiap waktu beliau selalu membagi diri untuk hadir dalam berbagai ibadah Gerejawi baik di Katolik maupun Protestan dan Muslim.
Drs. B. S. Temmar
Bupati kedua Tanimbar ini adalah Bupati yang memberikan Jargon bagi Tanimbar yakni "Tanimbar adalah Rumah Yang Nyaman Bagi Semua Orang". Dengan jargon/slogan ini beliau kadang-kadang disebut ditengah masyarakat sebagai bupati pembangunan. Gedung-gedung perkantoran, sarana prasarana kesehatan, ruas-ruas jalan (termasuk jalan poros) yang dirancang oleh mantan bupati Alm SJ Oratmangun dilanjutkan oleh dirinya, termasuk jalan penghubung antar desa satu dengan desa yang lain.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa dengan begitu banyak cita-cita infrastruktur tentu membutuhkan anggaran yang harus memadai (namanya tebang ewang). Resiko itu diambil oleh seorang BST (begitu sapaannya) dan harus meninggalkan utang akibat sarana yang harus dirasakan oleh rakyatnya. Tercatat, sekitar Rp96 milyar yang hari ini telah dilunasi kurang lebih 50%-70% yang terselesaikan.
Pada bidang peningkatan dan pemberdayaan Ekonomi masyarakat dari sumber daya alam yang dimiliki oleh Tanimbar (misalnya minyak goreng dari perkebunan masyarakat/namun tak ditindaklanjuti) serta budidaya kelautan. Sehingga sangat menunjang ekonomi dan pendapatan perkapita masyarakat.
BST juga meletakan infrastruktur dasar Pelayanan dasar yang terjangkau dimana hadirnya RSUD PP Magretti (yang menjadi role model di kalah itu) serta melakukan dan mendirikan infrastruktur dasar RSUD Anaktototy di Larat. Sementara di pendidikan baik dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA era itu hampir seluruhnya dibenahi. BST juga dikenang punya nilai toleransi sangat tinggi diukur dari masa kepemimpinan beliau, hubungan beragama selalu harmonis.
Peningkatan terhadap PAD sangat menjadi bahan fokus seorang Bito Temmar untuk meningkatkan dari tahun ke tahun. Memperjuangkan lapangan terbang berkelas internasional dan kini telah dinikmati. Memperjuangkan jembatan penghubung (Pulau Larat dan Yamdena) kemudian diresmikan pada masa Kepemimpinan Bupati Petrus Fatlolon.
BST juga tercatat tak pernah terpapar kasus korupsi dalam masa kepemimpinan maupun sesudah masa kepemimpinan dirinya. Dia juga dikenal sebagai Bupati yang memiliki Integritas yang tinggi dan memiliki Kecerdasan yang disegani dalam perpolitikan Maluku.
Petrus Fatlolon, SH., MH
Bupati ketiga ini tercatat sebagai pemimpin yang melahirkan Nama Kabupaten Kepulauan Tanimbar dari sebelumnya bernama Maluku Tenggara Barat (MTB) di tahun 2019. Akan tetapi berdasarkan fakta yang dihimpun bahwa kesiapan Naskah pergantian nama ini sudah disiapkan sejak Kepemimpinan BST.
Bupati yang diklaim sangat paham migas ini (karena latar belakang pekerjaan), dan sangat getol memperjuangkan perolehan PI 10% Blok Masela untuk didapat Tanimbar. Namun harus kandas di angka 3% saja. Padahal beliau telah memboyong semua unsur perwakilan di daerah ini tuk bertandang ke Provinsi hingga Jakarta.
PF begitu kental dirinya disebut, selama 5 Tahun mengurus Taman Kota yang dibangun oleh Pemerintahan BST Tak kunjung tuntas. Bahkan dari hasil urusan ini, ASN-nya harus berakhir di jeruji besi lantaran diseret kasus korupsi (mantan Kadis PU dan PPTK-nya).
Publik mengenang PF sebagai kepala daerah yang Sangat memperdulikan Genangan Air. Hal ini dibuktikannya dengan berani menghabiskan puluhan milyar anggaran daerah untuk membangun Genangan Air yang ada di Desa Lorulun dengan dinamakan Danau Lorulun sebagai role model pariwisata yang ada di Tanimbar. Sayangnya, puluhan milyar itu pergi sia-sia tanpa ada manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Parahnya, cashback dari anggaran itu diharapkan ada pemasukan yang signifikan bagi daerah. Namun hingga hari ini tak ada manfaat apapun bahkan meninggalkan hutang Tanah ke masyarakat lokal setempat dan kini bertumpukan utang dalam neraca keuangan daerah.
Keberhasilan infrastruktur pada kepemimpinan beliau hanya nampak pada jalan poros yang di warnai dengan lampu jalan dan bunga berwarna warni. Dalam penanganan Covid-19 tahun 2020 era itu, terkesan pada program-program yang menciptakan proyek. Sebut saja pengadaan itik, babi dan lain-lainnya itu berujung pada pengadaan fiktif (pas tercium bau busuk oleh APH), sungguh masyarakat tidak merasakan dengan keadaan ekonomi dalam situasi saat itu. Ujung-ujung kadis pertaniannya disuruh oleh pihak Law enforcement untuk mengembalikan uang negara itu ke kas Negara.
Prestasi lainnya terlihat pada pekerjaan fisik mangkrak. Bahkan mitra pemerintah yang menang tender berbagai kegiatan tak mampu membayar material masyarakat. Contoh kasus hutang material di Desa Lelingluan, Seirah dan Fordata yang hingga hari ini, masalah itu tak terselesaikan (miris benar).
PF satu-satunya Bupati yang LPJ-nya diTolak dua kali oleh DPRD yakni LPJ Tahun Anggaran 2021 dan LPJ Tahun Anggaran 2022 dan di LPJ Tahun Anggaran 2022 itu ditolak oleh seluruh Fraksi tanpa satupun yang tersisa.
Kejadian ini Baru Pernah Terjadi dalam kurun waktu 20 Tahun Kepemimpinan di Tanimbar. Kendati berhasil mendapat opini WTP oleh BPK (cetak sejarah KKT bisa capai WTP). Namun belakangan diketahui bahwa WTP itu sarat suap (terungkap dalam sidang kasus BPKAD).
Beasiswa migas yang dimotori PF, ternyata jadi beban hingga memuncak utang menjadi kurang lebih Rp15 M. Atas perjuangan RSUD PP Magretti, mendapat bantuan DAK Kementrian Kesehatan kurang lebih Rp70 milyar agar Pemda menyelesaikan RSUD yang dibangun di Ukurlaran 100%. Namun sangat disayangkan anggaran sudah cair 100% dan diresmikan sendiri oleh dirinya, tapi RSUD-nya tak kunjung selesai. Bahkan kurang lebih Rp24 milyar entah kemana (daerah Utang lagi).
Dalam LHP BPK RI di tahun 2022, utang daerah naik sebanyak Rp224 milyar. Itu pun belum terhitung utang belanja tanah dan utang kontrak lainnya, sehingga diperkirakan utang daerah dapat menembus kurang lebih Rp300 milyar (ngeri). Akhir periode, Beliau pergi dan meninggalkan utang daerah hingga hari ini.
Bupati PF adalah Bupati yang paling banyak pegawainya masuk penjara akibat korupsi. Konon infonya masih ada lagi kasus yang lagi menunggu antrian di meja jaksa, misalnya kasus BUMD, covid-19, MTQ. Dengan sederetan kasus korupsi yang telah menjerumuskan puluhan ASN terbaik yang dimiliki Tanimbar, termasuk mantan Sekda-nya,
pertanyaannya adakah lagi yang nanti masuk penjara dalam kepemimpinan beliau? Tunggu saja cerita di hari besok, semoga tidak ada lagi.
Masih banyak lagi yang ingin diulas dalam coretan tinta ini, namun jika dilanjutkan, maka tak akan habis. Pointnya akan bertambah terus, mana masalah pelayanan Dasar menumpuk. Cukup sampai disini, kita dapat mengambil intisari dari 20 Tahun Kepemimpinan Tanimbar.
Jika disimpulkan, era Bupati I dan II (SJO - BST) dan dibandingkan dengan Kepemimpinan Bupati III PF, terlampau jauh keberhasilan SJO dan BST. Malah dalam Kepemimpinan PF mengalami suatu kemunduran drastis dalam prospek pembangunan daerah yang sangat memprihatinkan.
Semua masalah yang ditinggalkan oleh Kepemimpinan PF, berpuluh-puluh tahun baru bisa diselesaikan, jika hari ini kita euforia dalam memilih kepemimpinan pada pilkada 2024 nanti di 27 November bulan mendatang dalam Tahun ini.
Dari perspektif ini maka menegaskan bahwa maju dan mundurnya suatu pembangunan daerah itu tergantung pada Perilaku Seorang Pemimpin.
Perilaku Baik Seorang Pemimpin akan menentukan masa depan Tanimbar yang lebih dan menjanjikan. Dan Perilaku Baik itu adalah Perilaku yang penuh dengan adab dan memiliki tanggung jawab moral yang hakiki bagian dari sikap Takut akan Tuhan.
Namun jika perilaku kepemimpinan buruk dari Sang Pemimpin itu, maka nasib daerah akan terus mengalami kemunduran seperti Kepemimpinan 5 tahun terakhir ini.
Mari kita katakan tidak untuk pemimpin yang buruk demi Tanimbar pung baik. Dan mari kita lihat alternatif kepemimpinan yang lain, sehingga rakyat dan negeri ini dihormati, sehingga setiap kepemimpinan siapa pun enggan untuk membuat hal buruk selama memimpin. Tetapi sebaliknya akan bekerja serius dan penuh tanggung jawab membangun negeri dan kemaslahatan rakyat Tanimbar. (*)