Bekasi, mediajurnalinvestigasi.com - Pemerintah Kota Bekasi melalui RSUD dr Chasbullah Abdulmadjid menanggapi beredarnya video kondisi pelayanan IGD RSUD CAM yang membludak. Narasinya video ini menggambarkan pelayanan RSUD CAM yang berarti tidak dapat mengantisipasi kondisi tersebut.
Direktur RSUD CAM dr Kusnanto menyampaikan dalam keterangan yang diterima Bagian Humas bahwa Video yang beredar dan narasi yang disertakan dalam video tersebut BUKAN DARI PIHAK RSUD CAM.
"Kondisi ruang IGD RSUD CAM pada 5 Mei 2024 cukup kondusif," ucap dr Kusnanto.
Ia menjelaskan pelayanan RSUD terus berjalan dengan baik
namun dalam 6 bulan terakhir didapati adanya peningkatan kunjungan pasien pasien serta peningkatan rawat inap.
Hal ini disebabkan meningkatnya penyebaran penyakit infeksi saluran pernafasan serta demam berdarah. Walaupun kunjungan IGD sangat tinggi dan selalu full , namun ia sampaikan pelayanan tetap dapat dilakukan dengan optimal.
"Jumlah kunjungan IGD dalam 6 bulan terakhir meningkat dengan rata – rata 250 – 300 pasien per hari, ini berdampak terhadap meningkatnya BOR rawat inap yang mencapai 90% lebih. Tren penyakit yang dominan adalah infeksi saluran pernapasan terutama pada anak dan Demam Berdarah. Kapasitas IGD sekitar 60 bed / brankar yang terdiri dari bed / brankar anak dan dewasa serta terdapat kriteria Tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien yang datang," sambungnya.
Secara jelas Direktur RSUD menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk layanan IGD dari mulai pasien datang sampai penegakkan diagnose dan keputusan rawat inap atau rawat jalan berdasarkan SOP adalah 6 jam. Dalam kondisi tertentu terjadi delay layanan sehingga lebih dari 6 jam akibat kondisi ruang rawat inap yang penuh.
Sehingga dalam kondisi tersebut, diupayakan untuk tetap dapat mengakomodir kebutuhan rawat inap dengan diterapkan kebijakan fleksibilitas di ruang rawat inap berdasarkan tren penyakit yang sedang meningkat.
"Jika kapasitas bed ruang rawat inap tetap full maka pasien dimotivasi untuk dirujuk, namun seringkali terkendala akibat pasien / keluarga menolak atau sulit mendapatkan tempat ranap melalui jejaring Rumah Sakit baik yang ada di Kota Bekasi maupun di luar Kota Bekasi," paparnya.
Sementara itu, Kusnanto kembali menambahkan bahwa untuk bisa masuk rawat inap per hari pasien boleh pulangkan oleh dokter sebanyak 100 pasien per hari.
Artinya masih ada yang menunggu atau delay, kita punya S.O.P berdasarkan akreditasi dari Kementerian Kesehatan 6 jam dari mulai pasien masuk, diperiksa, triase dan lainnya hingga mendapatkan hasil, berdasarkan kriteria penyakit.
“Dan nanti kita juga punya S.O.P by data memberikan informasi ke keluarga pasien apabila menunggu lebih dari 6 jam maka keluarga pasien dipanggil untuk melakukan komunikasi dengan manager on duty kami apakah bersedia dirujuk, karena kita juga bekerjasama dengan rumah sakit baik type D maupun swasta,” katanya.
Namun, dikatakan Kusnanto bahwa sering kali keluarga pasien menolak untuk dirujuk dengan berbagai alasan. Nah ini juga pada akhirnya terlihat pada saat itu ada penumpukan pasien seolah-olah ada di IGD RSUD Kota Bekasi.
“Padahal kami juga sudah menggunakan aplikasi SIPABOLANG, pasien yang boleh pulang oleh dokter pada rawat inap, kita antar ke 12 kecamatan secara gratis,” tukasnya.
SIPABOLANG atau (Siap Antar Pasien Boleh Pulang), bertujuan untuk mengurai kekurangan tempat tidur yang tersedia, agar alur ruangan rawat inap dapat tersedia.