Foto Ilustrasi |
Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Memperingati Hari Kebangkitan nasional ke-166 di Kepulauan Tanimbar, memiliki makna tersendiri terhadap pemuda yang terlibat dalam aksi-aksi kemanusiaan untuk terus berjuang lawan ketidak adilan tanpa ditunggangi oleh kepentingan.
Berbagi masalah yang menggerogoti daerah ini misalnya, ekonomi, politik dan hukum. Sedang seksi di Kepulauan Tanimbar adalah, ‘Miskin Ekstrim dan Korupsi’ menjadi prioritas untuk pemuda.
Resiratu menjelaskan, Kebangkitan Tanimbar sangat bergantung pada pemuda yang memiliki visi dan misi yang jelas untuk kemajuan bersama, bukan hanya untuk kepentingan segelintir elit. Di Tanimbar, pemuda tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan pribadi atau golongan yang hanya ingin mempertahankan atau memperluas kekuasaan mereka.
“Pemuda yang berintegritas, berpendidikan, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi dapat menjadi motor penggerak perubahan positif. Pemuda harus mampu berpikir kritis dan berdiri teguh pada prinsip-prinsip keadilan, kesejahteraan masyarakat, serta pembangunan berkelanjutan,” ungkap Resiratu.
“Dengan begitu, pemuda bisa menjadi agen perubahan yang membawa Tanimbar menuju kemajuan yang inklusif dan merata, bukan hanya untuk kepentingan elit tertentu,” imbuhnya.
Dikatakan, Pemuda di Tanimbar hari ini tercabik-cabik dalam kepentingan, nyaris memberikan harapan yang tidak pasti bagi masyarakat. Akibat kepentingan politik, kolega dan juga saling mempertahankan gagasan yang diusung dengan tujuan mengubah Tanimbar namun ending akhirnya adalah kepentingan segelintir orang.
“Perjuangan dalam memberantas korupsi di Tanimbar bukan dilakukan secara tulus, namun karena sakit hati dan desakan elit-elit tertentu akibatnya memecah belah persatuan dan kesatuan,” kesalnya.
Rupanya, kelompok-kelompok pemuda itu memainkan peran yang sangat dominan untuk berjuang melawan ketidakadilan, tetapi juga ada sekelompok pemuda yang ditunggangi oleh kepentingan elit akibat faktor ekonomi yang menuntut agar bisa mempertahankan hidup. Tidak bisa dipungkiri, jika itu terjadi maka kepentingan terselubung dibawa dalam organisasi dan kemudian membuat perbedaan pendapat dan berujung saling serang.
“Ada kepentingan kelompok, kepentingan para elit birokrat, kepentingan elit politik yang akan bertarung sebagai calon Kepala daerah pada Pemilukada 27 November mendatang. Akibatnya lupa tanggung jawab sebagai pemuda, harus berdiri di pihak kepentingan masyarakat secara utuh ataukah menggunakan organisasi untuk mencapai keinginan saja,”tandasnya.
Tanimbar harus bangkit, hanya dengan bersatu dalam bingkai Duan Lolat terlepas dari segala kepentingan dan tidak dimotori oleh kepentingan politik dan kapitalisme. Ini harus dilawan. (*)