Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Siapa yang tidak mengenal tokoh publik yang satu ini, Dharma Oratmangun Terlahir sebagai putra kedua dari mendiang S.J. Oratmangun, pendiri kabupaten, Bupati I dan peletak dasar pembangunan pada periode 2001-2006.
Sebelum terpilih pada pemilihan Bupati/Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat dalam sidang paripurna DPRD tahun 2001, nama S.J. Oratmangun (Alm) sudah dikenal luas, namun bukan itu penyebab nama Dharma Oratmangun dikenal di seantero nusantara. Sosok Dharma menjadi tenar sejak era 80-an lantaran terjun ke dunia artis nasional.
Dharma semula menjuarai lomba-lomba nyanyi hingga ke mancanegara, mewakili Indonesia pada panggung-panggung festival internasional, seperti: Seoul (Korea), Manila (Philipina), Kuala Lumpur (Malaysia), bahkan melanglang buana di event-event bergengsi di Eropa maupun Amerika.
Agustinus Rahanwarat Salah satu Aktivis Tanimbar menjelaskan, Sejak di usia muda, selain menjadi artis penyanyi dan pencipta lagu, Dharma Oratmangun sudah eksis di panggung politik Golkar. Di kala itu, Golkar belum menjadi partai politik dan identik dengan kekuasaan orde baru rezim Soeharto.
Dharma sering tur bersama artis ibu kota Jakarta lainnya di panggung-panggung Golkar di seluruh Indonesia menemani para petinggi bangsa yang tergabung dalam juru kampanye nasional di setiap pemilihan umum di masa itu.
Ia bahkan telah masuk sebagai fungsionaris DPP Golkar bahkan menempati posisi salah satu Ketua di Pimpinan Pusat GOLKAR dan turut berkampanye menyuarakan visi misi Golkar yang mengangkat 'tagline' Suara Golkar Suara Rakyat, itu pun ciptaan Dharma Oratmangun
Sepertinya, warna kuning menjadi warna yang mendominasi pergerakan politik Dharma Oratmangun sejak saat itu hingga sekarang ini dipercayakan sebagai anggota Dewan Pakar Partai Golkar serta Wakil Ketua Umum KOSGORO 1957 yang merupakan organisasi pendiri Golkar. Golkar sangatlah kental dengannya.
Dari sinilah cikal bakal dipercepatnya perjuangan mendirikan kabupaten Maluku Tenggara Barat yang kini telah berganti nama menjadi kabupaten Kepulauan Tanimbar. Di Saumlaki hingga Ambon banyak tokoh berjuang memisahkan Tanimbar Selatan, Tanimbar Utara dan 3 kecamatan lain di selatan daya keluar dari kabupaten induk Maluku Tenggara.
Dharma Oratmangun yang saat itu lagi populer di Jakarta dan dekat dengan para petinggi Negara karena jalur pendek Golkar dan beberapa tokoh asal Tanimbar lainnya mendesak dipercepatnya pemekaran kabupaten, apalagi kondisi tanah air dalam masa reformasi.
Melalui kedekatannya dengan Syarwan Hamid (Menteri Dalam Negeri), di komisi II DPR RI yang diketuai Priyo Budi Santoso, juga komunikasi yang intens kepada Akbar Tanjung dan Agung Laksono yang merupakan Mentor politik Dharma Oratmangun telah mendorong pergerakan yang semakin kuat, lahirlah UU No.46 tahun 1999 yang ditandatangani Presiden RI B.J. Habibie sehingga kabupaten ini bisa dinikmati oleh semua orang termasuk dinikmati para koruptor yang memanfaatkan hasil tetesan keringat para pejuang untuk memperkaya diri, kelompok dan keluarga tanpa menyadari maksud pendirian kabupaten di selatan pasifik ini.
Dharma Oratmangun yang sering tampil di publik berbusana tenun ikat Tanimbar, sampai saat ini tak pernah menyerah mempopulerkan Tanimbar dengan keunggulan-keunggulan sejak masa lampau.
Bersama ayahanda (Alm) S. J. Oratmangun, ibunda (Alm) Ida Beyrenan Ngampas/Oratmangun dan kakak-beradik, selalu menampilkan kreasi tenun ikat Tanimbar serta ornamen-ornamen adat Tanimbar sejak tahun 70-an. Bahkan melalui usaha (Alm) S. J. Oratmangun sebagai Kepala Dinas Pariwisata provinsi Maluku di Ambon, tim penari tnabar ilaa diboyong (Alm) S. J. Oratmangun ke negeri Belanda dalam ajang promosi budaya dan wisata Maluku.
Hal tersebut dilanjutkan lagi oleh Dharma dan kakak kandungnya yang merupakan Diplomat Senior Indonesia karena menjadi Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh di negara-negara besar seperti Rusia dan sekarang di China, promosi tenun ikat Tanimbar ditampilkan secara konsisten dan para penenun dan juga penari dihadirkan langsung di negara-negara tersebut.
Peluang dan kesempatan untuk menghadirkan Investasi di Tanimbar semakin merebak dan terbuka untuk direalisasikan.
Maka rasanya Pilkada kali ini Dharma Oratmangun bak 'icon' kejayaan bumi Duan Lolat yang pantas menjadi Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar periode 2024-2029 bila dibandingkan dengan banyaknya nama dalam bursa bakal calon Bupati/Wakil Bupati yang telah mendaftar di partai politik.
Dharma Oratmangun adalah salah satu dari ibu yang turut melahirkan kabupaten ini dan tatkala anaknya jatuh dalam banyaknya ketimpangan, ia pun tergerak untuk ambil bagian membenahi berbagai persoalan yang terjadi yang menyebabkan kemiskinan serta kemelaratan. (*)