Hampir 8 tahun Perjuangan masyarakat Pulo padang kecamatan Rantau utara menolak kehadiran berdirinya Pabrik Minyak kelapa sawit (PMKS) PT. PPSP di desa Pulo Padang yang Nota benenya PMKS tersebut dibangun persis berbatas dengan salah satu yayasan Pendidikan dan Pemukiman Masyarakat.
Selain itu lokasi PKS tersebut Menurut Masyarakat Aksi diwakili(DR_red) itu tidak sesuai dengan ketetapan Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) yang dalam butir butir didalamnya telah dipaksakan Pengusaha untuk di abaikan/dilanggar demi tercapainya Hasrat Pengusaha tersebut.
"Sejak awal hampir 8 tahun kami atas nama masyarakat Pulo padang telah melakukan penolakan didirikannya PMKS dilingkungan Kami Tinggal, kami sudah bayang kan kelak efek polisi udara, bau limbah, bagi kami serta keluarga kami." Ucap DR.
Lebih lanjut disampaikanya bahwa "Berdasar pada RTRW Labuhanbatu juga Lokasi PMKS ini tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang ada, namun tetap dipaksakan," Terangnya sembari berharap kepada pemerintah agar dapat memeriksa Instansi terkait Pemberi rekomendasi sehingga pengusaha bersikeras melancarkan Aksinya membangun dan mengoperasikan Pabrik tersebut.
Saat di konfirmasi di lokasi aksi kubur diri tersebut seorang warga (AR_red) mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan karena rasa kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah yang mengabaikan keluhan masyarakat dengan berdirinya PMKS di lokasi yang tidak Pantas,sudah jelas jelas melanggar ketentuan RTRW Namun Pemerintah Labuhanbatu Cuma bisa Diam tidak mampu memberi Solusi apapun."ucapnya.
" Kubur diri ini merupakan simbol, Luapan kekesalan masyarakat atas sikap Pemerintah Labuhanbatu yang diam seribu kata meski masyarakat telah menjerit, maka kubur diri itu seolah telah matinya pula hati nurani para pemimpin Labuhanbatu, "ungkapnya.
Selain aksi kubur diri itu masyarakat aksi tersebut memajang kan sejumlah sepanduk bertuliskan "Pak Jokowi Tolong, Pabrik PT. PPSP sudah 7 Tahun berdiri bukan dikawasan Industri namun di Pemukiman, PT. PPSP berdiri Melanggar regulasi namun tetap berdiri di pemukiman kami, kami menolak kami butuh kesehatan dan kenyamanan,
(MJI/R.Fajar sitorus)