Jurnalinvestigasi.com, Saumlaki - Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar menyebabkan kenaikan air laut (Banjir Rob) pada beberapa desa di Tanimbar dan laka laut yang menimpa 7 (Tujuh) orang Korban di alur timur Yamdena jadi sorotan publik. Kamis (21/03/2024).
Hal tersebut mengakibatkan munculnya tanggapan masyarakat terhadap Pemerintah Daerah, bahwa Pemda lambat dalam melakukan antisipasi bencana dan juga pencarian terhadap korban laka laut yang hanyut dan hingga kini belum dapat ditemukan.
Berbagai kritik pedas datang dari kalangan OKP dan masyarakat setempat, kepada Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar Piterson Rangkoratat, SH., terlambat dalam melakukan koordinasi untuk membantu mengambil langkah penanganan dan pencarian kepada tujuh orang korban asal desa Wowonda yang mengalami kecelakaan di laut.
Tudingan tersebut kemudian dibantah Oleh Kepala Dinas Kominfo, Junus Fredek Batlayeri, SH., mewakili Pemerintah Daerah dalam memberikan penjelasan terhadap langkah-langkah yang ditempuh oleh Penjabat Bupati untuk mengantisipasi kecelakaan Laut yang menimpa warga masyarakat setempat.
Batlayeri menjelaskan, Bencana Banjir Rob yang menyebabkan kenaikan air laut pada beberapa desa di Tanimbar, sejak awal Penjabat Bupati telah mengarahkan dalam bentuk penanganan dan penyelesaian, yaitu pada tingkat administrasi. Tanggap daruratnya telah dimulai dan dilaksanakan, jadi pemerintah daerah tidak tidur dalam hal menyikapi masalah ini.
“Penjabat Bupati telah mengarahkan semua yaitu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk menyikapi hal ini mulai dari perangkat OPD terkait baik dari tingkat Kecamatan sampai pada desa” jelasnya.
Kemudian terhadap 7 (Tujuh) Orang Anak Tanimbar yang mengalami laka laut dan hanyut hingga saat ini belum ditemukan, bahwa Kami Pemerintah Daerah Kepulauan Tanimbar Turut berduka cita atas kejadian yang menimpa anak-anak ini sehingga mengakibatkan 1 orang telah meninggal dunia.
“Secara tegas, kami nyatakan bahwa Penjabat Bupati telah memerintahkan OPD terkait dalam hal ini BPBD dan Dinas Perhubungan yang berperan aktif untuk melakukan koordinasi secara terpadu, walaupun tidak ada informasi secara resmi yang masuk ke Pemerintah Daerah namun hanya melalui media sosial tetapi Pemda tanggap.
Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar langsung mengambil langkah dan melakukan koordinasi dengan tim gabungan yakni, LANAL SAUMLAKI, BASARNAS, POLAIR, BUMN tetapi juga instansi vertikal lainnya sejak awal dan juga menyediakan transportasi berupa Kapal, Speed Boat yang dipakai untuk proses pencarian korban. Ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah.
Batlayeri menambahkan, Operasional dari penganggaran ini semuanya bersumber dari Pemerintah Daerah. Pemda telah berupaya sampai saat ini hingga sudah hari ketujuh namun Pemda masih tetap berupaya keras untuk melakukan pencarian, meskipun dengan cuaca yang sangat ekstrim dan BMKG melarang tetapi Pemda mengupayakan berbagai cara untuk melakukan koordinasi sampai ke Pemerintah Provinsi.
“Sehingga Lantamal sendiri turun lapangan untuk mengarahkan semua kapal di laut, untuk ada pada zona-zona sesuai dengan alur laut untuk mengantisipasi hal ini, kita doakan agar anak-anak kita ini ditemukan masih dalam keadaan selamat” imbuhnya.
Dengan adanya kondisi ini, jangan ada yang merasa bahwa Pemerintah Daerah Kepulauan Tanimbar tidak bekerja. Pemda Kepulauan Tanimbar bekerja itu bukan berarti dipublikasi.
Pimpinan kita saat ini, bekerja tanpa dipantau tetapi bekerja dengan sesungguhnya dengan tidak mengharapkan agar dipublikasi untuk nilai kinerjanya.
Pemda punya perangkat yang akan melakukan koordinasi, kemudian terhadap tanggap darurat memang kondisi daerah saat ini, kita punya kekurangan dalam hal ini sarana dan prasarana untuk menangani tanggap darurat.
“Jangan ada yang saling memfitnah antara satu dengan yang lain, kemudian saling menyindir antara satu dengan yang lain. Dalam kondisi apapun Pemda akan tetap bertanggung jawab secara positif dalam menyikapi persoalan ini”. Tutupnya. (Nik Besitimur)