ilustrasi pesawat di bandara [pixabay/dmncwndlrch] |
Jakarta, Media Jurnal Investigasi-Seorang Calon Pekerja Migran Indonesia berinisial HDA yang akan diberangkatkan ke negara penempatan melalui bandara Soekarno Hatta berhasil digagalkan, karena kedapatan sedang dalam keadaan hamil. Sontak hal ini ramai diberitakan di beberapa media online.
Di Lansir dari The Real News One HDA mengemukakan pernyataan yang cukup mengagetkan, dimana ia sebelumnya juga pernah mengalami hal serupa beserta beberapa teman lainnya, namun kala itu ia berhasil diselamatkan atas bantuan aktivis dan akhirnya ia pun gagal diterbangkan ke luar negeri ketika baru sampai di Pontianak. karena tidak dapat pulang ke kampung halamannya di Padang ia pun tinggal sementara di kediaman aktivis yang menolongnya tersebut.
Demikian penuturan HDA dalam pernyataan resminya.
"Saya adalah calon pekerja migran Indonesia yang diselamatkan AA di Pontianak. Semenjak itu saya tinggal di rumah AA. Tanpa sepengetahuan yang punya rumah yang saya tinggali, atas desakan dari orang tua saya yang mencari informasi agar saya kerja ke luar negeri, saya melakukan persiapan untuk kerja ke luar negeri dan saya diarahkan ibu Aj," tuturnya.
Dikatakan HDA, Kemudian selama ia tinggal di rumah AA diam diam ia menjalin hubungan dengan MN. Dari hasil hubungan dengan MN tersebut ia positif mengandung. Karena kondisi yang dialami ia pun memutuskan ingin mencari kerja ke luar negeri tanpa izin suaminya. Akhirnya terjadi cekcok di dalam rumah tangganya. Lantaran tidak menyetujui jika ia tetap nekad untuk kerja ke luar negeri, MN suaminya sempat mengancam tidak akan bertanggung jawab.
" Selama saya tinggal di rumah AA saya menjalin hubungan dengan MN, hingga hamil, namun saya tetap nekad berangkat Untuk bekerja.kemudian saya dengan MN terlibat cekcok dan dia mengancam tidak akan bertanggung jawab bilamana saya tetap berangkat," katanya.
"Saya mendatangi petugas imigrasi sesuai arahan MN sambil menunjukan hasil test pek sehingga saya diamankan oleh petugas bandara," imbuh HDA.
Lebih lanjut dipaparkannya bahwa dalam waktu bersamaan datanglah AM bersama rekan yang lainnya yang diminta tolong untuk menjemputnya di bandara.
" bersamaan dengan itu pihak Asep dan rekannya yang diminta tolong untuk menjemput saya tiba di bandara. Saya tidak merasa menjadi korban tindak perdagangan orang atau TPPO karena keberangkatan saya murni atas inisiatif dan kehendak saya sendiri," ungkapnya.
Ia pun meminta kepada aparat penegak hukum agar menolak pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan menjalankan modus pemerasan kepada Aj, karena menurutnya tidak jadinya ia berangkat atas kesigapan para petugas di bandara.
"saya tidak jadi berangkat berkat kesigapan dan respon dari petugas di bandara sehingga kalau ada pihak-pihak yang mengaku berjasa dan akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum agar ditolak oleh aparat atau petugas berwenang", harapnya. (*)