Jurnalinvestigasi.com, Saumlaki - Petrus Takndare (56) profesi petani beralamat di desa Wowonda, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dalam kesehariannya mengungkapkan kepada media ini, masyarakat sudah merasa sangat berat dengan kondisi harga bahan pangan di pasaran Saumlaki. Senin(20/11)siang.
Ambil misal harga beras Minggu lalu yang dibeli Petrus di pasar baru dan juga di pasar lama, beras ukuran kemasan 20 kg merk SP biasanya harga kisaran Rp 275.000,- sampai Rp 280.000,-, per karung, sekarang melonjak sampai harga Rp 295.000,- per karungnya.
Menurut Petrus, pedagang selama dinilai seenaknya naikkan barang, ambil misal pula bahan pangan kopi kemasan ekonomis yang hari ini beli dengan harga per bungkusnya Rp 1.000,-, esok belinya sudah seharga Rp 1.500,-
"Rasa sangat berat makanya kami ambil makanan alternatif seperti pisang, keladi dan umbi-umbian. Dengan kondisi susah begini dikhawatirkan timbul banyak kejahatan seperti pencurian, penipuan dan lainnya," imbuhnya.
Lanjut Petrus, Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dalam hal ini dinas terkait, harus jeli melihat hal ini, kalau bukan pemerintah, siapa lagi, pemerintah harus pengontrolan ke pasar supaya pedagang jangan seenaknya menaikan harga barang pangan seperti beras dan bahan pangan lainnya.
"Pengontrolan dari Pemda tidak ada, pedagang seenaknya naikkan harga beras dan apa daya kami masyarakat kecil tidak mampu beli, tapi kalau tidak beli berarti tidak makan" jelas Petrus.
Sejauh ini media masih berupaya menghubungi Dinas terkait Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang menangani persoalan harga pangan di pasaran Saumlaki dan Petrus Pun berharap kondisi ini bisa segera ditanggapi, siapa lagi yang masyarakat harapkan kecuali Pemerintah Daerah yang adalah ujung tombak masyarakat. Tutupnya. (Joko)