Jurnalinvestigasi.com, Saumlaki - Kepala Desa definitif sebagai Potret perwujudan atas hak konstitusional, hak demokrasi, dan hak otonomi masyarakat Desa yang dipilih secara demokratis oleh mayoritas masyarakat desa melalui pilkades.
Pasalnya, pemberian sanksi Administratif Oleh Pemerintah Daerah Kepulauan Tanimbar yang dilakukan dengan tindakan Pemberhentian sementara Kepala Desa Karatat Yahasim Assagaff, telah di Jalani dan selesaikan secara administratif dengan Penuh rasa tanggung jawab yang tinggi.
Pemerintah Daerah Melalui Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) telah melakukan Uji Faktual dengan Melahirkan BAP yang telah ditandatangani oleh saudara PLT Kades Karatat Andi Raubun.
APIP juga telah mengeluarkan telaahan staf Desa Karatat Definitif dapat diaktifkan kembali. namun, sampai dan dengan saat ini proses pengaktifan tidak di tindak lanjuti sehingga menimbulkan keresahan dan masyarakat Desa Karatat mempertanyakan progres dari proses pengaktifan kembali atas Kades definitif Saudara Yahasim Assagaff.
Kepada tim media ini Minggu 29-10-2023, disampaikan bahwa, diduga ada permainan kotor yang dilakukan oleh PLT Kades, Saudara Andi Raubun dan kroni-kroninya untuk memperlambat proses pengaktifan kembali Kades Karatat Definitif dan memuluskan ambisinya agar jabatan PLT Kades dapat diperpanjang sehingga APBDes KARATAT dikorbankan untuk pengadaan HP dan sejumlah uang kepada Oknum BPD agar bersedia menandatangani surat penolakan pengaktifan Kades definitif bahkan utang pihak ketiga PLT Kades Karatat telah mencapai ratusan juta dan didalamnya ada uang makan BPD puluhan juta.
Ditambahkan, PLT bersama BPD diduga telah melakukan tindak pidana penipuan yang mana dalam surat penolakan tersebut menyampaikan telah melakukan rapat negeri atau rapat terbuka bersama masyarakat Desa Karatat padahal faktanya paradoksal, dimana Mayoritas masyarakat masih menginginkan Kades Definitifnya diaktifkan kembali.
Untuk Mempertegas Sikapnya. Mayoritas masyarakat Desa yang didalamnya ada tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, dan tokoh pendidikan melakukan Aksi Damai dengan tindakan boikot dan sasi Fasilitas dengan pernyataan sikap Mayoritas Masyarakat Karatat sebagai berikut :
1. Kami mayoritas masyarakat Karatat menghormati mekanisme dan proses yang ditempuh PEMDA dalam rangka pengaktifan kembali Kepala Desa Karatat.
2. Kami mayoritas masyarakat Karatat mendukung penuh Keputusan Pemerintah Daerah dalam rangka pengaktifan kembali Kepala Desa Karatat.
3. Kami Mayoritas Masyarakat Karatat mengutuk keras ! Sikap PLT Kades Karatat dan kroni - kroninya yg melakukan Penolakan terhadap pengaktifan kembali Kades Karatat.
4. Kami mayoritas masyarakat Karatat menginginkan kondusifitas Desa yang aman dan damai serta meminta Kepada Pemerintah Daerah agar tidak mengindahkan sikap penolakan yg dilakukan oleh PLT Kades Karatat & Kroni Kroninya Karena dapat memicu Gangguan Kamtibmas di desa.
5. Kami Mayoritas Masyarakat Desa Karatat Memohon Kepada Pemerintah Daerah segera mengembalikan Hak Konstitusional, Hak Demokrasi, dan Hak Otonomi Mayoritas Masyarakat Desa Karatat dengan mengaktifkan Kembali Kades Definitif yang dipilih secara demokratis oleh mayoritas masyarakat Karatat.
Senada dengan Pernyataan Sikap Mayoritas Masyarakat Desa Karatat, Tokoh Pemuda Maulana Kalean Menambahkan Kalau Ambisi PLT Kades Karatat dan dorongan untuk berkuasa Sudah melebihi dosis yang pantas, mungkin mereka mengidap suatu penyakit yang oleh Costa dan Mccrae, Martha, L Cottam, dkk, disebut neuroticism. Penyakit gangguan kepribadian dengan ciri kecemasan, rasa permusuhan, depresi, defisit kesadaran diri, impulsivitas, dan sejenisnya.
Pengidap penyakit ini mencari peran-peran kepemimpinan untuk berburu kekuasaan dengan tidak kenal menyerah dan menggunakan orang lain dengan menempatkan diri sebagai penjilat, dan pemfitnah dalam upaya untuk mendaki mencapai tujuannya.
Desa semakin terpuruk atas ulah dan skenario elit Desa yang tidak mempunyai roh, cita-cita, serta spirit yang menuntun ke arah yang diharapkan publik. Masyarakat hanya menjadi objek dari para elit Desa pemburu kekuasaan.
Kedunguan dan Kebaperan terus mendemi dan menjadi Inangnya Orang Yang Serakah, Arogan, Pendendam, dan Tempramental.
Sebagai Informasi Kalau Sekdes Saudara Andi Raubun dan Kades Definitif Hasim Assagaff adalah Rival dalam Pilkades dan dimenangkan oleh saudara Hasim Assagaff sebagai Kepala Desa Terpilih.
"Jika berambisi untuk jadi Kades Karatat Ya yang fair sajalah, tunggu masa jabatan kades selesai untuk kembali bertarung secara demokratis pada Pilkades mendatang. Bukan dengan mempertontonkan ambisi yg tidak elegan,"ungkapnya.
Menanggapi persoalan diatas salah satu oknum BPD Baharum Kalean Menambahkan, Kalau terkait dugaan perilaku PLT Kades Karatat berdasarkan beberapa data yang saya peroleh dalam kapasitas sebagai BPD yang mempunyai tupoksi menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat mengawasi program pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di desa sehingga sebagai BPD dirinya mendukung masyarakat agar meminta APH segera Panggil, Periksa, dan Penjarakan PLT Kades Karatat atas dugaan tindak pidana pencurian terhadap aset negara bahkan banyak hutang pihak ketiga yang diperuntukannya tidak berdampak terhadap pembangunan Desa.
"Peruntukannya untuk memuluskan misi pribadi PLT Kades agar jabatannya diperpanjang dengan cara Suap dan gratifikasi sehingga dengan cara dan peran yang dimainkan oleh PLT dan kroninya Sungguh merupakan perbuatan melawan hukum sehingga tindakan ini paling diduga tidak manusiawi karena sebagai pimpinan di desa telah menunjukkan contoh buruk yang menghambat program pembangunan di Desa,"ungkapnya.
Masyarakat pun berharap agar
esensi dari Perubahan sejatinya bukan dengan hura-hura apalagi huru-hara. Tapi Refleksi, Introspeksi dan Proyeksi untuk Restorasi demi Kemajuan Desa. Jangan Wariskan Air mata untuk Desa Kita, tapi Wariskanlah Mata Air sebagai Sumber Kehidupan. Tutupnya. (Nik Besitimur)
