JURNALINVESTIGASI.COM, SORONG - Kuasa Hukum Ferdinando Solossa Yosep Titirlolobi dalam menanggapi statement dari Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM Partai Golkar Provinsi Papua Barat Daya di salah satu media Online Radar Sorong yang mengatakan bahwa sebagai Kuasa Hukum Ferdinando Solossa saya telah melakukan pemberitaan hoax adalah jawaban dari pengacara cengeng.
Menanggapi statement Max Mahare, Yosep Titirlolobi dalam rilisnya mengatakan bahwa beliau Max Mahare mungkin tidak paham pekerjaan profesi seorang advokat sehingga ngomongnya ngawur dikarenakan mungkin beliau lagi stres karena memikirkan kliennya yang dituntut seumur hidup oleh Jaksa dan mungkin beliau juga lagi pusing karena kami yang adik-adik ini telah 2 kali kalahkan yang bersangkutan di PTUN Jayapura dan PT.TUN Menado.
Menurut Yosep, sekelas seorang Sekretaris Peradi Sorong seharusnya beliau Max Mahare harusnya paham apa itu pekerjaan Profesi Advokat dan jangan salah kaprah karena kami bekerja untuk menunjukkan kualitas kami dalam bertindak melakukan upaya-upaya hukum untuk melindungi Klien kami Ferdinando Solossa dari upaya kriminalisasi yang dilakukan secara terstruktur oleh Ketua DPD Partai Golkar Papua Barat Daya yang diketuai oleh Lambert Jitmau, ujar Yosep.
Untuk itu Yosep mengatakan bahwa sekelas Max Mahare harusnya paham bahwa dalam konteks Kasus ini saya berbicara atas kapasitas sebagai Kuasa Hukum Ferdinando Solossa, dan bukan berbicara atas nama partai manapun tetapi kalau seorang Max Mahare menganggap saya orang luar partai berarti seorang Max Mahare yang saya lihat sepertinya beliau takut dan menghitung beogron saya dari Partai lain, meskipun dalam konteks ini saya berbicara bukan dari partai manapun tetapi murni sebagai Kuasa Hukum Ferdinando Solossa.
Terkait dengan tuduhan Max Mahare yang meminta saya menghentikan hoax, menurut Yosep apa yang sampaikan oleh saya adalah berdasarkan bukti dan mampu dipertanggungjawabkan berdasarkan data-data yang ada dan itu wajar kami keluarkan dimedia agar publik tahu permasalahan ini sebenarnya dan berimbang.
"Kami bisa memaklumilah keresahan beliau Max Mahare, mungkin beberapa tahun kemarin perna di pukul di Klademak dekat SMP YPK sehingga bisa jadi ada gangguan saraf sehingga beliau yang sudah kalah 2 kali di PTUN dan pengacara senior ternyata tidak paham pekerjaan profesi advokat itu seperti apa," ungkap Yosep sambil tertawa terbahak-bahak.
Lanjut Yosep, saya ingatkan kepada saudara Max Mahare bahwa dalam organisasi advokat, saya bukan bawahan anda dan saya dengan anda beda organisasi advokat dan tentunya sebagai sesama advokat seharusnya anda menghormati profesi saya sebagai Advokat agar saya juga bisa menghormati profesi anda sebagai Advokat.
Jangan karena tidak mampu mengalahkan saya dalam dunia hukum sehingga menggiring opini seakan-akan ada intervensi partai politik dalam perkara ini, saya ingin jelaskan kepada saudara Max Mahare, bahwa pekerjaan saya adalah murni sebagai Kuasa Hukum dan tidak ada hubungan dengan Partai Politik.
Sementara itu mengenai statement Max Mahare yang mengatakan agar saya hentikan berita hoax, disini saya ingin jelaskan bahwa statement yang saya keluarkan di media jelas-ada buktinya, seperti Gugatan ke Mahkamah Partai Golkar ada tanda terimanya, Laporkan Lambert Ke Kode Etik DPP Partai Golkar ada tanda terimanya.
Dan laporkan Lambert Jitmau sebagai Ketua DPD Partai Golkar PBD ke Polisi ada datanya, dan Yang terakhir kami laporkan Thomas Aitrem sebagai Sekretaris Partai Golkar Maybrat yang diusulkan oleh DPD Partai Golkar PBD dimana Thomas Aitrem dalam manabrak orang sampai meninggal dunia ada buktinya jadi stop omong kosong, tegas Yosep. (Red)