Surabaya, Jurnal Investigasi - Sebelumnya kasus dugaan penipuan asuransi sudah pernah terjadi, yang dirugikan tidak sedikit mengalaminya. Kali ini menimpa nasabah Astra Life yang merupakan anak perusahaan PT. Astra International Group Tbk.
Sekitar 24 orang nasabah mengalami kerugian mencapai Rp 1, 2 Miliar mereka berdomisili dibeberapa wilayah Jawa Timur.
Yunus dan Endang, selaku koordinator dari 24 orang korban nasabah Astralife menceritakan secara rinci apa yang mereka semua alami.
"Berawal dari kami ditawari untuk menjadi nasabah asuransi, tapi ketika teman-teman sebagai nasabah (tertanggung) yang saat ini menjadi korban sudah melaksanakan kewajiban ke pihak Astralife (penanggung), sesuai kesepakatan, ternyata kami tak mendapat hak kami," ucap Yunus, dalam konferensi persnya di Surabaya, Jum'at (6/1/2023)
Karena itulah, mereka memutuskan untuk berkeluh kesah kepada pejabat negara dari Presiden Jokowi hingga Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Konferensi pers ini di gelar agar keluhan kami semua sebagai korban yang sudah ditipu, yang selama ini meminta hak kami kepada Astra Life tidak dipenuhi, karena daei awal kita hanya bayar premi saja, sampai berbulan-bulan kita menerima polis asuransi," ucapnya lagi.
Mengingat Astra Life yang diduga telah gagal dan mangkir melakukan kewajibannya sebagai selaku perusahaan asuransi, yakni tidak mengirimkan para nasabah untuk menerima buku polis sampai saat ini, oleh karena itu sejumlah nasabah yang merasa dirugikan memutuskan untuk tidak melanjuti peserta asuransi dan tidak meneruskan pembayaran premi yang sudah kedua belah pihak sepakati sejak awal antara pihak nasabah (tertanggung) dan asuransi (penanggung).
Ia menambahkan, seperti yang tercantum dalam pasal 4 yang tertuang dalam buku polis yang dikeluarkan asuransi Astra Life, ditegaskan bahwa nasabah memiliki waktu untuk mempelajari polis selama 14 hari sejak diterimanya buku polis.
Dan penanggung (Astra Life) wajib mengembalikan seluruh premi kepada tertanggung setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan penerbitan buku polis.
"Karena buku polis ini tak kunjung kami terima sampai saat ini, bahkan sudah masuk berbulan- bulan, maka sayapun mengajukan pembatalan dan sudah mengisi semua persyaratan yang diminta oleh pihak Astrall Life, disitu sudah jelas dalam formulirnya, yang mereka buat," terangnya.
Namun, apa daya, nasabah hingga saat ini belum mendapatkan kepastian hak mereka akan kembali karena sampai detik ini para 24 nasabah yang merugi sampai milyaran rupiah,belum juga mendapatkan informasi lebih lanjut dari pihak Astra Life.
Sementara nasabah yang lain menjelaskan, terdapat juga oknum yang mendatangi rumah mereka dan mengaku ngaku sebagai staf Astra Life Jakarta tapi tanpa dibuktikan dengan surat tugas dan ID Card ataupun kejelasan bahwa mereka dari pihak Astra Life.
Dikatakan Endang juga, sebelumnya pada 4 Januari 2023, para nasabah ini juga menyampaikan keluh kesahnya lewat surat terbuka yang sudah dikirim ke Presiden Republik Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Menkopolhukam, Kapolri, Kapolda Jatim, Gubenur Jawa Timur, Ketua DPRD Jatim, Walikota Surabaya, Ketua DPRD Kota Surabaya, Kepala OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Ketua YLKI.
"Kami berharap, para pejabat tersebut membantu kami agar hak kami bisa dikembalikan sebagai mestinya, terlebih sebagai konsumen," pungkas Endang dalam nada lirih.
Dikutip dari kompas.com, Presiden Direktur Astra Life Windawati Tjahjadi mengatakan, bahwa layanan MyAstraLife adalah aplikasi layanan nasabah Astra Life dalam genggaman dengan berbagai fitur untuk produk yang terintegrasi dari seluruh kanal penjualan.
"Harapannya, MyAstraLife bisa membawa pengalaman berasuransi yang mudah dan nyaman untuk seluruh pelanggan Astra Life," kata Windawati Tjahjadi dalam siaran persnya, Kamis (18/8/2022).
Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Astra Life terkait keluhan para korbannya yang mengadukan nasibnya hingga Presiden Republik Indonesia. (Wan)
