masukkan script iklan disini
Tarakan, Jurnalinvestigasi.com - Warga yang bermukim di sepanjang Jalan Karya Bersama, Kelurahan Juata Laut dibuat geram dengan aktivitas truk-truk pengangkut tanah di wilayah tersebut. Pasalnya, truk yang lalu lalang di jalan itu meninggalkan sisa debu yang tak sedikit dan jalan mereka menjadi rusak parah.
Salah seorang warga, Sutira juga tak kuasa menahan kesalnya. Dia pun melayangkan protes agar pihak perusahaan mengevaluasi aktivitas truk-truk milik mereka. Warga RT 18 Kelurahan Juata Laut ini mengaku terganggu dan miris melihat jalan yang mereka lalui setiap hari rusak parah.
"Sebelum truk lewat, memang (kondisinya) bagus. Sekarang, sudah banyak (truk) lewat itu, sudah rusak. Pokoknya kalau ditanya rusaknya, semenjak adanya truk-truk itulah. Dulu-dulu nggak," katanya.
Atas itulah, Sutira dengan tegas meminta pihak perusahaan bertanggung jawab. Dia juga meminta agar pemerintah tak tinggal diam. "Truknya laju-laju. Ada anak-anak yang sampai jatuh gara-gara diserempet. Mereka (pihak perusahaan) cuek saja," ungkap Sutirah.
Apa yang disampaikan Sutira memang sejalan dengan hasil investigasi Ketua Lembaga Nasional Pemantau dan Pemberdaan Aset Negara (LNPPAN) Provinsi Kalimantan Utara, Fajar Mentari (FM) belum lama ini. Selain diduga menggunakan BBM subsidi, pihak perusahaan memang terlihat sengaja mangabaikan kondisi jalan yang rusak akibat truk-truk pengangkut tanah milik mereka. Kondisi itu juga diiyakan warga RT 18 Kelurahan Juata Laut lainnya, Endah Dwi Wulandari.
"Sebelum ada truk lewati jalan ini, aman aja sih. Ndak terlalu rusak, agak mulus," katanya.
Ditambah lagi, truk-truk tersebut terlihat ugal-ugalan saat beraktivitas. Karena itulah, Endah --sapaan dari Endah Dwi Wulandari-- mulai agak takut mengendarai motor di jalan tersebut.
"Kita jadinya was-was juga, karena 'kan mereka ini asal ngebut gitu nah. Ndak memperhatikan kiri-kanan jalan. Ada kendaraan (milik warga), langsung aja mereka (laju). Yang pastinya meresahkanlah. Apalagi kita ini 'kan kena dampaknya, debu-debunya," ungkap Endah.
Dia juga menekankan agar pihak perusahaan tak hanya mementingkan keuntungan pribadi dan perusahaan. Endah berharap agar pihak perusahaan juga memperhatikan nasib warga berupa kompensasi atas dampak yang dialami dan perbaikan jalan.
"Jangan demi mendapatkan keuntungan pribadi, orang lain yang dikorbankan. Semoga pihak terkait bisa menyelesaikan dan memberikan solusi untuk kita," imbuh Endah
Aktivitas truk perusahaan di Juata Laut tenyata tak hanya meninggalkan kesan buruk bagi warga. Berdasarkan informasi yang dihimpun LNPPAN Kaltara, perusahaan di sana juga diduga menggunakan BBM subsidi yang bukan peruntukannya. Dugaan ini terlihat dari kejanggalan antrian panjang BBM bersubsidi di Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Tarakan. Bahkan, dugaan ini juga melibatkan oknum TNI dalam kegiatan proyek penimbunan lokasi PT. Tarakan Chip Mill (TCM).
Ketua LPPAN Kaltara, FM mengatakan, dugaan itu didapatkan setelah pelat nomor polisi kendaraan dan sticker kode perusahaan antara truk yang antri di SPBU dan truk yang beraktivitas di lokasi proyek itu sama. Hal itu diyakininya karena bukti-bukti telah dikantonginya dari hasil invesitigasi. Selain membuntuti sembari merekam segala bentuk aktivitas truk-truk yang mengantri di SPBU, pihaknya juga telah melakukan upaya konfirmasi guna memastikan kebenaran informasi yang diterima dari hasil investigasi. (*)
Baca juga :