Jakarta, Jurnal Investigasi com -Dirilis dari berbagai sumber berita, insiden ditembaknya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Joshua alias Brigadir J, ajudan Kadiv Propam Polri, Inspektur Jenderal Polisi Ferdy Sambo.
Pada 2016 Ferdy Sambo masih berpangkat AKBP, namun seiring berjalannya waktu disertai kecerdasan dan kecerdikanya maka pada 2020 Ferdy Sambo mencapai prestasi melejit setinggi telinganya.
Pada 2020 Ferdy Sambo sudah menjabat Kadiv Propam Polri, dengan pangkat Inspektur Jenderal Polisi.
Namun siapa sangka dan siapa duga jika di tahun 2022 ini Sang Jenderal Ferdy Sambo, Kadiv Propam Polri tersandung batu, sehingga tergelincir dan terjatuh ke dasar jurang yang sangat dalam.
Lantaran menembak mati ajudanya sendiri Brigadir J melalui tangan Ajudan Bharada Eliezer atau Richard Eliezer alias Bharada E dilakukan di rumah dinasnya Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Berbagai macam skenario drama, sandiwara dan cerita yang dimainkan namun Tuhan berkehendak lain, akhirnya terbongkarlah satu persatu kedok sandiwara sang Jenderal.
Ditembaknya Brigadir J oleh Ferdy Sambo melalui tangan Bharada E, dengan dalih bahwa Brigadir J telah menodai harkat serta martabat keluarganya atas tuduhan bahwa Brigadir J telah melecehkan isteri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Waktu terus berjalan, di jarum jam terus berputar dan semakin memanasnya persepsi publik terkait kasus terbunuhnya Brigadir J dan berkat kerja keras serta kesolidan Timsus Penyidik Polri, akhirnya satu persatu drama sang Jenderal terungkap.
Ditetapkanlah Sang Jenderal Bintang Dua ini bersama tiga Perwira Polisi lainya dan satu Asisten Rumahtangga Sambo. Mereka dijerat pasal 340 tentang pembunuhan berancana subsider 338 Juncto 55 dan 56 KUHP.
Namun tidak berhenti sampai di situ, jika karir, jabatan dan kejayaan sudah waktunya hancur dan berakhir. Diwaktu yang berbeda menyusul isteri Sang Jenderal, Putri Candrawathi ditetapkan juga sebagai tersangka dengan sangkaan pasal yang sama, karena diduga Putri Candrawathi ikut serta dalam perencanaan pembunuhan Brigadir J.
Mungkin sudah menjadi rencana dan kehendak Tuhan, melalui kasus terbunuhnya sang ajudan Brigadir J, menjadi jalan masuk terkuaknya misteri siapa sebenarnya jati diri Ferdy Sambo seorang Kadiv Propam Polri berpangkat Inspektur Jenderal.
Almarhum Brigadir J salah satu tangan Tuhan, sebagai jalan masuk untuk membongkar, menguak noda-noda serta jarum-jarum hitam di tubuh institusi Kepolisian.
Kita sebagai Warga Negara Indonesia yang mencintai NKRI, mari sama-sama berdo’a kepada Tuhan sang pencipta alam semesta, semoga dosa-dosa mereka yang terzolimi dan yang zolim mendapatkan ampunan.
Sehingga para aparat penegak hukum yang telah salah dalam mengambil langkah dan tindakan, yang tidak sesuai dengan konstitusi dan institusi segera sadar dan kembali ke jalan yang lurus dan benar, jalan yang diridhoi Tuhan. Aamiin Ya Robbal Alamin.
Demi tercapainya, terciptanya peradilan hukum yang benar bagi seluruh rakyat dan pemimpinya (*)