Karawang, Jurnal Investigasi.com - Diduga ambruknya Projek Tanggap Darurat (APTD) yang ditangani oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) sekalipun sangat berpotensi merugikan Keuangan Negara, namun sepertinya bagai angin lalu.
Dari pantauan Awak Media, ini pasca ambruknya Projek Tanggap Darurat yang pekerjaannya di bantaran sungai citarum, berlokasi didusun Tenjojaya Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya Kabupaten Karawang, hingga saat ini tidak ada tanda - tanda pihak yang memiliki otoritas Pemerintah, APH serta pihak terkait datang mengevaluasi kinerja pihak yang melakukan pekerjaan, seputar ambruknya Projek pekerjaan tersebut, Rabu (04/05/2022).
Projek pekerjaan yang volumenya 130 meter sebanyak 2 titik dalam satu lokasi dan tempat, yang mengunakan tumpukan karung diisi tanah dan menggunakan material tiang dolken, manfaatnya dipergunakan sebagai penahan limpasan air," kata Singgih.
Buah hasil pekerjaan Projek Tanggap Darurat yang lokasi pekerjaanya berada disisi Bantaran Sungai Citarum, tejadi pada malam Senin 2 Januari 2022, nyaris ambruk total, "Dikarenakan adanya sumber mata air," ungkap Singgih Pihak BBWSC beberapa waktu lalu, (06/01/2022).
Diduga ambruknya Projek Tanggap Darurat yang konstruksinya berupa tumpukan karung dan menggunakan material tiang dolken berpotensi karena adanya faktor kelalaian yang mengakibatkan kerugian uang Negara.
Secara faktual dilapangan pekerjaan tersebut belum sampai satu minggu selesai dikerjakan. Projek Tanggap Darurat Ambruk, lalu dibangun kembali dengan memakai batu bronjong, dibantu oleh alat berat berupa Excavator.
Pekerjaan yang tidak dilengkapi papan projek tersebut sebagai mana lazimnya sebagai informasi publik. Nama pekerjaan, asal anggaran, nilai anggaran, nama perusahaan penyedia barang dan jasa jangka waktu pekerjaanya, sama sekali tidak diketahui.
Alasannya karena projek Tanggap Darurat,Dan Hasil pelaksanaannya Nyaris Total hasil pekerjaan terkesan seperti Betul betul seperti Projek Gagal Tanggap Darurat. (Srn/voy)