Sunoko,SH Pimred Jurnal Investigasi (Foto/ Dok.JI) |
Cirebon, Jurnal Investigasi.com -Bulan Ramadhan sudah memasuki penghujung hari, umat muslim tinggal menghitung hari merayakan kemenangan sesudah sebulan berpuasa.
Namun di bulan suci ramadhan ini juga kita masih belum lupa tentang peristiwa peristiwa penting yang sudah terjadi, Demontrasi besar mahasiswa atas issue nasional di jakarta atas kebijakan pemerintah yang di anggap sudah melukai amanah konstitusi menjadi warna di bulan suci ini. Issue jokowi 3 periode menjadi issue panas dan menjadi perhatian rakyat indonesia.
Issue yang di awali oleh menko Luhut binsar panjaitan soal " big data" memantik pro dan kontra soal wacana penundaan pemilu dan wacana jokowi 3 periode, kalangan petinggi partai satu persatu mulai menampik mendukung wacana tersebut, mahasiswa bergerak menuju istana memperjuangkan sejumlah tuntutan, namun sayang media nasional bungkam seribu bahasa,
Di tengah aksi demontrasi mahasiswa, kejadian pemukulan yang di lakukan oleh sejumlah massa di luar mahasiswa terhadap AA, yang di kenal sebagai buzzer mencederai aksi moral mahasiswa, dan media media nasional menghujani masyarakat dengan pemberitaan full tentang pemukulan tersebut. Namun esensi perjuangan adik adik mahasiswa terlupakan dan bahkan tidak menjadi perhatian media media nasional.
Meski presiden jokowi sudah menetapkan perpres pemilu 2024 yang memastikan tidak ada penundaan pemilu, namun banyak kalangan menilai jokowi masih bisa kembali menjadi calon presiden ketika amandemen UUD 45 soal jabatan presiden di rubah.
Di bulan ini juga pemerintah mulai menaik kan harga BBM pertamax, Meski di nilai tidak mempengaruhi kalangan masyarakat bawah, namun kenaikan Pertamax di barengi dengan kelangkaan pertalite sehingga " memaksa " rakyat untuk mengkonsumsi pertamax sebagah bahan bakar
tak luput pula soal kelangkaan minyak goreng, meski pemerintah menetapkan harga net Rp 14.000/liter, namun tiba tiba stok minyak goreng langka dimana mana, aneh nya sejumlah partai politik sibuk melakukan roadshow dengan " iming" pemberian minyak goreng kepada rakyat, lagi lagi kental soal politik
Seiring berjalan waktu, tiba tiba harga minyak goreng naik drastis, dan lucunya stok minyal goreng kembali berlimpah namun dengan harga yang cukup membebani masyarakat terutama ibu ibu rumah tangga.
Polemik minyak goreng di bulan suci ramadhan ini di manfaatkan betul oleh politikus untuk mencuri perhatian rakyat dari mulai operasi pasar murah, bazzar sembako ataupun bantuan berupa minyak goreng.
Presiden jokowi pun mengeluarkan kebijakan politik soal BLT (bantuan langsung tunai) minyak goreng sebesar Rp 100.000/ bulan untuk penyaluran 3 bulan. Kepada masyarakat miskin
Kebijakan yang di nilai sejumlah pihak tidak menyelesaikan masalah di tengah carut marut nya tata kelola dan penegakan aturan yang tegas dari pemerintah.
Disparitas harga minyak goreng curah dan kemasan yang timpang juga perlu menjadi perhatian pemerintah tentang kesediaan stok minyak goreng curah yang di arahkan pemerintah untuk di beli masyarakat miskin tentu menambah persoalan baru karena orang akan berbondong bondong membeli minyak goreng curah yang lebih murah dari kemasan.
Ramadhan tahun ini, ramadhan yang benar benar menguji kesabaran umat muslim indonesia, di tengah pandemi yang masih berjalan dengan sejumlah aturan ketat pemerintah soal vaksinasi, dan juga kebijakan pemerintah yang tidak mengena di hati rakyat, umat muslim indonesia masih tetap berupaya menjalankan ibadah puasa tahun ini dengan ketakwaan seperti biasa. Berharap tahun ini bisa mudik pulang kumpul dengan keluarga, kebahagiaan hakiki di tengah carut marut nya politik bangsa ini.
Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar. Allaahu akbar walillaahil hamd.
Mari meraih kemenangan