Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Pemilu Serentak 2024, Zulzaman: Kandidat Jangan Hanya Kejar Pencitraan, Tetapi Aksi Nyata di Masyarakat

Aswan
28 Januari 2022
Last Updated 2022-01-28T12:17:46Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

 


Jakarta, Jurnalinvestigasi.com-Menjelang pemilihan umum mendatang di tahun 2024 secara serentak yang telah ditetapkan serta disepakati oleh pemerintah dalam hal ini KPU RI, BAWASLU RI dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karniavan mengungkapkan bahwa jadwal pemungutan suara Pemilu yakni DPR, DPRD, DPD, dan Pilpres serta Pilgub dan Pilbup akan dimulai dilaksanakan pada 14 Februari 2024.


Salah satu pengurus DPP GMNI Zulzaman mengatakan, dengan momentum Pemilu serentak tersebut akan membuat masyarakat diperhadapkan kembali dengan berbagai atraksi politik khususnya partai politik dan para pengurus partai politik.


"kita tahu bersama bahwa disetiap momentum politik yang ada, para pemimpin politik selalu punya dalil dan cara tersendiri atas berbagai kegiatan politik mereka, jika dalam bahasa politiknya tak bisa kita menafikan satu sama lain sedang menciptakan manufer dan lobby politik" Kata Zulzaman kepada Jurnalinvestigasi.com, Jum'at (28/1/2022).


Zulzaman menambahkan, dengan diumumkanya pemilu serentak ditahun 2024 mendatang, rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke harus menyambutnya dengan suasana bahagia dan gembira.

"karena momentum Pemilu tahun ini agak sedikit istimewa karena baru pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia secara serentak diadakan pemilihannya, juga pemilu ini hadir 5 tahun dalam sekali. Pesta rakyat adalah peluang kita bangsa Indonesia dalam memilih pemimpin yang baru, amanah dan bertanggung jawab terhadap persoalan rakyat.  


 Dikatakannya juga bahwa dalam menyambut momentum pesta rakyat (pilkada) kadang-kadang para calon-calon kandidat hanya memupuk pencitraan untuk menarik simpatisan massa kepada publik dan masyarakat menengah kebawah. Karenanya, perlombaan meraup citra untuk mendapatkan kantong-kantong suara suara rakyat sangat menjadi menjadi terasa dan selalu mengisi media-media jagat maya.


Lebih lanjut Mantan Ketua Cabang GMNI kendari 2015-2018 ini melanjutkan bahwa semua elemen masyarakat Indonesia sedang menantikan tahun politik di 2024 untuk sebuah pemilihan secara serentak yang telah di tetapkan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. 


"sejak ditetapkannya pemilu mendatang di Tahun 2024 yang akan di selenggarakan secara langsung dan serentak di seluruh Indonesia. Survei politik semakin di pandang sedemikian penting, ak dapat dipungkiri bahwa pola dan metode survei merupakan cara yang paling ampuh untuk melihat kecenderungan partai politik yang populer di tengah-tengah masyarakat" kata Zulzaman


Karena itu, perlombaan meraup citra bagus partai politik menjadi terasa dan selalu mengisi media-media jagat maya dalam mencari simpati, popularitas dan elektabilitas para tokoh yang akan maju pada kontestasi pemilu 2024 ini.


"dalam demokrasi sendiri popularitas dan elektabilitas tokoh menjadi penting manakalah para politisi butuh terkenal dengan dukungan publik dan masyarakat. Maka idealnya para politisi harus hadir dan aktual yang selalu menjadi topik perbincangan maka kalau tidak, otomatis secara tidak langsung akan tenggelam di tengah hiruk pikuk percaturan kontestasi politik 2024 meski kepopuleran tidak sepenuhnya mnecerminkan kualitas kepemimpinanya.” tambah Zulzaman.


Meski secara general jelas, yang dibutuhkan partai-partai politik kita saat ini adalah pemulihan kepercayaan terhadap masyarakat, integritas partai penting sebab tak sedikit menjelang momentum pemilihan ini kita juga banyak disajikan dengan informasi dan berita yang membuat simpati dan kepedulian masyarakat itu kurang.


Diakhir pernyataanya Zulzaman menambahkan bahwa sekarang ini masyarakat tak lagi membutuhkan simbol atau janji-janji semata tetapi lebih kepada peran dan aksi nyata dalam mengatasi permasalahan yang mendesak untuk kepentingan masyarakat.


"Partai politik saat ini memang masih sebatas mementingkan kepentingan panggung demi meraup citra sebanyak-banyaknya dan ketika mereka di butuhkan kiprahnya secara nyata justru tak kunjung hadir, namun ketika hendak pemilu mereka ramai-ramai justru tak memberikan pendidikan dan sosialisasi politik melainkan langsung ke hal-hal yang pragmatisme dan transaksional. Hal tersebutlah yang menjadi perhatian bersama untuk memulihkan tingkat kepercayaan masyarakat namun jika tradisi politik dan demokrasi kita orientasinya demikian maka yakin dan percaya tingkat partisipasi masyarakat untuk memilih akan minim sekali" tutup Zulzaman.(As)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl