masukkan script iklan disini
Asep Sumekar Kepala Desa Mirat (Foto/Dok.Asep sumekar) |
Majalengka, Jurnal Investigasi.com - Teman-Teman Kuliah IKIP nya lebih familiar dengan panggilan Sumo, nama asli nya Asep sumekar, mantan mahasiswa jurusan sejarah IKIP jakarta tahun 1989 ini sekarang menjadi kepala desa mirat kecamatan leuwimunding, dulu Sumo lulusan SMAN Rajagaluh, Ketua OSIS dan sangat di segani.
Kini A' kuwu (begitulah sekarang teman teman kuliah nya dulu memanggil nya) membangun desa mirat yang tertinggal, panggilan takdir dan permintaan masyarakat mirat mengharuskannya mengikuti kontestasi pemilihan kepala desa mirat pada tahun 2019,dan luar biasa nya A'kuwu memenangkan pemilihan kepala desa mirat dengan suara cukup telak atas incumben, 500 suara!
basic nya sebagai kader ormas tertua di indonesia menempa nya menjadi pribadi yang matang dalam ranah politik, meski 2 tahun menjabat tantangan pandemi covid 19 harus di hadapi A'kuwu, namun kini status desa tertinggal desa mirat melaju pesat menjadi desa maju dengan keelokan alam pariwisata nya, masih banyak yang masih bisa di eksplorasi untuk di jadikan wisata alam nan eksotik, begitu kata A' kuwu kepada jurnal investigasi pada kamis,(16/12)
Di kalangan anak anak media, A' kuwu di kenal sebagai kepala desa yang punya pribadi bersahabat, pengalaman nya sebagai orang lapangan paham dan mengerti bagaimana cara merangkul untuk menjalin kemitraan yang baik antara pemerintah desa dengan para wartawan
Cerdas,berwawasan,berkarakter, membumi itu kesan pertama yang di dapat jurnal investigasi, bincang bincang kami lebih mendalam soal literasi sejarah, cukup terkejut dengan penuturan A' kuwu bahwa pendiri NU (nahdatul Ulama) KH Hasyim Asyari menjalani pendidikan santri di pesantren tertua yang ada di desa mirat, A' kuwu kembali menuturkan soal sejarah yang bagi kami generasi abad 20 awam soal literasi, bahwa di Desa Mirat terdapat Kerkhof (Makam Tua warga negara belanda) bernama Hubertus Nicholaas sieburg, A' kuwu menjelaskan soal si sieburg (begitu saya menyebutnya) adalah pelukis sketsa pertama candi borobudur, wow, amazing! Itu kata yang pertama kali keluar dari jurnal investigasi. Begitu banyak potensi desa mirat ini, (jangan jangan pusat awal peradaban kabupaten majalengka adanya di desa mirat ini kata saya seolah olah paham sejarah,CMIW) belum lagi soal legenda majalengka yang juga pahlawan nasional Ki bagus rangin seorang ulama dan juga ksatria yang memimpin perang melawan penjajahan belanda jauh sebelum meletus perang pangeran diponegoro, A'kuwu menuturkan bahwa ki bagus rangin lah yang lebih awal dengan perang kedondong nya pada tahun 1802-1818.
Banyak ilmu dan wawasan soal sejarah yang di dapat jurnal investigasi dari A' kuwu, jadi pantaslah banyak kerjasama yang A'kuwu dapatkan di luar bantuan dana desa untuk membangun desa mirat, termasuk soal penghargaan anugerah desa wisata yang di menangkan desa mirat untuk tingkat jawa barat.
A'kuwu mengundang jurnal investigasi kembali pada acara Peresmian tugu wisata Penanda desa mirat sebagai destinasi wisata,Sabtu (18/12)yang akan di hadiri wakil Rektor bidang riset dan inovasi universitas padjajaran, Prof, Dr,Ir Hendarmawan ,M,Sc dan juga Kepala pusat riset dan pengembangan desa Prof,Dr Reiza D Dienaputra
Hatur nuhun (terima kasih) A'kuwu, tidak salah jika ada adagium yang mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, dan kami merasakan itu hari ini. (Red*)