Doc.Jurnalinvestigasi |
Saumlaki, Jurnalinvestigasi.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), khususnya Komisi B bidang ekonomi dan keuangan bakal melalukan uji petik terkait persoalan pengadaan bibit pertanian senilai Rp1 milyar lebih. Uji petik ini dilakukan guna mengetahui ada atau tidaknya bantuan bibit pertanian bagi masyarakat terdampak pandemi covid-19 di daerah ini.
"Ada indikasi bantuan ini tidak sampai ke tangan rakyat, sehingga bisa kita lakukan uji petik apakah bantuan untuk penanganan dampak ekonomi dari anggaran covid-19 tahun 2020 sampai ke warga sesuai yang dilaporkan," tandas Sekretaris Komisi B Erens Fenanlampir, saat rapat badan anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Anggota Banggar DPRD KKT ini juga, mengungkapkan berdasarkan data yang diperoleh pihaknha, total dana covid-19 yang dishare ke dinas pertanian sebesar Rp900 juta lebih. Dengan rincian bantuan bibit sayur-mayur, bibit padi dan bibit ternak. Namun setelah adanya evalusi komisi bersama mitra, ternyata untuk bantuan bibit sayur dan padi tidak dikelola oleh dinas pertanian.
"Anggaran itu katanya masih tersimpan pada kas daerah," ujar Erens.
Sementara anggaran senilai Rp620 juta telah dibelanjakan untuk pengadaan bibit ternak. Dari jumlah itu, jumlah itu digunakan untuk membeli bibit Itik dan Babi Belgia. Akan tetapi, Itik tidak bisa dibelanjakan, hanya pengadaan Babi Belgia saja senilai Rp360 juta untuk diberikan kepada 90 kepala keluarga (KK).
"Ini juga bermasalah. Dana sudah cair 100 persen, tetapi babi-babi itu tak kunjung tiba kepada KK bersangkutan sesuai instruksi Bupati KKT," beber politisi PAN ini.
Masih melanjutkan, Kepala Dinas Pertanian Jemmy Watunglawar, mengungkapkan fakta bahwa dari 90 KK tersebut, masih ada 5 KK yang belum dibagi. Dari Komisi B telah meminta SK penerima bantuan yang dimaksud itu. Namun lagi-lagi, dinas tidak memberikannya.
"Ada indikasi bantuan ini tidak sampai ke tangan masyarakat dan kita bisa buktikan itu dalam uji petik nanti," tegasnya.
Untuk diketahui, dalam laporan penggunaan APBD tahun anggaran 2020 untuk penanganan Pandemi covid-19 di KKT, pada lampiran 1, nomor 2 prioritas penanganan dampak ekonomi dengan nomenklatur kegiatan poin 4 tentang bantuan bibit pertanian, yang terdiri dari bantuan bibit sayur-mayur senilai Rp295 juta, bantuan bibit padi Rp100 juta, serta bantuan bibit ternak Rp620 juta lebih.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan KKT Jemmy Watunglawar, mengakui kalau hanya diberikan anggaran sekitar 300-an juta rupiah untuk penanganan dampak ekonomi dari Pandemi covid-19. Alhasil anggaran tersebut hanya mampu untuk membeli bibit ternak babi saja. Sedankan untuk dua item lainnya yakni bibit sayur-mayur dan padi tidak dapat dibelanjakan.
Bahkan Kadis Jemmy, mengakui kalau dirinya mendapat penjelasan kalau anggaran untuk penanganan dampak ekonomi tersebut didinasnya telah di ahlikan untuk bidang kesehatan. Sebut saja untuk membayar insentif kesehatan, pengadaan barang-barang lain untuk kesehatan, seperti membeli perlatan medis, APD dan lainnya.
Pewarta
(NFB)